Laman

Minggu, 28 Maret 2010

Pemakan Sirih

sebelumnya Akku ucapkan maaf sangat kepada pengarangnya.
ini Akku lakukan untuk memenuhi tugas pengkajian cerkan.

Sebelumnya :

“Ku kira kau tak perlu lagi menolongku,” kata Sukro “di sini banyak buah-buahan dan tanaman yang bisa ku makan setiap hari. Aku akan tinggal di kuburan tua ini. Kabarkan pada istri dan anakku, mereka tak perlu mencariku”
***
“Pak Lurah, Pak Lurah!” dari teras ia berteriak memanggil tuannya sambil tergopoh-gopoh membawa tubuhnya yang besar tinggi namun agak botak di bagian kepala.
“Buk Lurah, saya mau bertemu Pak Lurah, ada urusan penting, bisa Bu?” lelaki pelaku pembantaian terhadap Sukro, yang juga memprovokasi warga, datang menemui pemimpin desa Sirih Ijo, pagi-pagi sekali.
Dengan air muka tak senang Bu Lurah yang sedang menyapu teras langsung masuk ke dalam rumah sambil meletakkan sapu dan menggelung ulang rambutnya yang panjang namun tipis.  Cukup lama Darmo, lelaki itu menunggu dengan perasaan gusar. Ketika melihat yang di tunggu keluar, tergopoh-gopoh Darmo mendekat.
“Gawat Pak Lurah. Gawat!” napas Darmo tak beraturan.
Namun Pak Lurah yang baru bangun tidur itu tak merespon apa-apa. Ia hanya melengos sambil menarik kursi untuk diduduki.
“Gawat apanya, Darmo?” tanya Pak Lurah malas, telunjuk kirinya menyusuri lubang hidung.
“Gawat Pak, Gawat! Sangat gawat!” sekarang Darmo ikut duduk di samping Pak lurah, ia mulai mengatur napasnya. Setelah agak tenang, ia kembali melanjutkan.
“Tadi malam, Pak. Saya didatangi arwah Sukro!”
Seperti baru mendengar lelucon, Pak Lurah terkekeh geli.
Ha… ha… ha…
Melihat reaksi tersebut Darmo jadi kesal, jika tidak ingat sisa uang upah pembantaian terhadap Sukro, sudah pasti dilipat-lipat tubuh Pak Lurah yang kurus itu.
“Kenapa Pak Lurah malah tertawa?”
“Kau itu memang gak becus Darmo! Di suruh mateni pengunyah Sirih seperti Sukro saja gak bisa! Percuma saya bayar kamu, dan jangan harap sisa pembayaran itu bisa kamu ambil!” Pak Lurah melirihkan suaranya agar tak terdengar oleh siapapun, termasuk istrinya.
Kemudian Pak Lurah bercerita sedikit tentang kejadian beberapa hari lalu, ketika orang-orang meninggalkan Sukro di dekat pemakaman tua. Mereka semua, termasuk Darmo mengira bahwa Sukro telah benar-benar meninggal. Padahal Sukro masih punya urat-urat nyawa yang melekat pada kunyahan sirihnya. Mendengar hal itu, Darmo semakin gamang. Sekarang Ia tak peduli lagi dengan sisa upahnya.
“Sekarang saya sudah cuci tangan. Lagipula warga hanya tahu bahwa kau yang mengatakan bahwa Sukro telah mencuri sapi si Hasan. Aku tidak mau terlibat, urusi sendiri!”
Pak Lurah langsung bangkit dan meninggalkan Darmo yang ketakutan. Belum sempat melewati pintu masuk, istrinya tiba-tiba keluar membawa nampan teh, nyaris mereka bertabrakan.
“Tapi Pak, saya sudah terlanjur bilang pada Sukro bahwa Pak Lurah adalah dalang di balik semua ini. Saya sudah tidak peduli dengan sisa upah, yang penting saya sudah menyampaikan berita buruk ini. Sekarang terserah Pak lurah, saya akan berangkat ke kota pagi ini, dan perlu Pak Lurah tahu, Sukro akan datang menemui Pak Lurah malam ini”
Istri Pak Lurah tak mampu berkata-kata mendengar ucapan Darmo. Gemetar tangannya mempertahankan nampan. Pak Lurah pun berubah gamang. Tak ada gunanya menahan Darmo. Ia tahu siapa Sukro, laki-laki yang tak lain adalah kakak iparnya, suami dari kakak perempuan istrinya, bukanlah orang sembarangan. Berita bahwa Sukro menyimpan cadangan nyawa pada daun sirih memang telah menyebar di masyarakat. Dan Sukro tak akan pernah terima perlakuan atas dirinya beberapa waktu lalu.
***
Malam itu Pak Lurah hanya berkutat dengan perasaan takutnya. Ia sendiri di rumah megahnya. Istri beserta anaknya yang cacat ‘lah pamit pergi entah kemana. Mungkin istrinya sudah tahu apa yang akan terjadi, dan inilah puncak kekesalannya pada suaminya sendiri, suami dan juga pemimpin yang serakah.
Pelan suara pintu di ketuk. Pak Lurah bergeming. Suara ketukan agak kencang, semakin kencang, seolah sekarang menggedor-gedor jantungnya. Akhirnya pintu terbuka, sudah bisa di tebak siapa yang datang. Kini Ia meringkuk di sudut kamar, tak bisa bergerak tubuhnya, kaku. Langkah kaki mulai terdengar mendekati kamarnya. Seperti bola kasti memantul berulang kali di dekat jantung, keringat dingin tak bisa lagi terbendung. Suara langkah ‘lah lenyap, dan perlahan pintu kamarnya terbuka.
“Ampun kang Sukro, ampun. Memang, memang Aku yang menyuruh Darmo untuk memprovokasi warga supaya membunuhmu atas tuduhan pencurian terhadap sapi si Hasan. Tapi aku sangat menyesal kang, Aku minta maaf”
Sejenak suasana hening. Tak ada sepatahpun kata-kata keluar dari pemilik suara langkah kaki tadi. Pak Lurah semakin gemetar. Membayangkan Sukro sedang berdiri dengan mata nanar, siap mencekik lehernya.
“Pak, Pak Lurah…”
Pak Lurah mengenali suara itu, sangat kenal, apalagi suara ketukkan di lantai yang terus mengiringi kata-kata orang itu. Pelan-pelan kepalanya terangkat, mendongak dan mendapati tukang pijat buta yang sering menjadi tukang pijatnya.
Pfufh, ada napas lega yang meluncur dari lubang hidungnya.
“Ada apa kau kesini, pemijat buta!”
“Anu Pak Lurah, saya mau minta daun sirih di belakang rumah bapak”
Tak habis pikir dengan kata-kata yang baru didengarnya, Pak Lurah tak berkedip, napasnya masih memburu.
“Untuk apa?”
“Tadi saya menemukan harimau di tengah hutan,ia terluka parah. Saya kehabisan daun sirih di hutan, karena beberapa waktu lalu sudah saya gunakan untuk merawat seseorang yang terluka parah hampir mati. Dan berkat daun sirih itu, ia hidup lagi. Dan yang membuat saya keteteran sekarang, Dia terus-terusan minta daun sirih, parahnya daun sirih itu bukan untuk mengobati luka-lukanya, selain untuk di kunyah-kunyah, dia juga memakan daun itu, sebagai pengganti nasi Pak Lurah. Saya bingung karena semua daun sirih yang merembet di gubuk saya ludes! Lalu dia memberitahu saya, katanya Pak Lurah punya banyak batang daun sirih, maka itu saya kesini Pak Lurah. Saya malah baru tahu kalau Pak Lurah punya kebun sirih, padahal saya sering datang kemari untuk memijat Pak Lurah” lelaki buta itu tersenyum polos sambil mengusap gagang tongkatnya.
Pak Lurah bisa menebak siapa seseorang yang dimaksudkan si pemijat buta, pasti Sukro.
“Sekarang di mana orang itu?” tanya Pak Lurah ragu.
“Nunggu di depan, Pak Lurah, di teras”
Selesai.
Analisis tokoh:


1.    Sukro
a.    Psikologis, seseorang yang  karakternya tak bisa di tebak. Terkadang menjadi sosok yang ditakuti,
Ia tahu siapa Sukro, laki-laki yang tak lain adalah kakak iparnya, suami dari kakak perempuan istrinya, bukanlah orang sembarangan. Berita bahwa Sukro menyimpan cadangan nyawa pada daun sirih memang telah menyebar di masyarakat. Dan Sukro tak akan pernah terima perlakuan atas dirinya beberapa waktu lalu.

terkadang jadi penakut bahkan tiba-tiba menjadi sosok yang aneh dan konyol.
… Dan yang membuat saya keteteran sekarang, Dia terus-terusan minta daun sirih, parahnya daun sirih itu bukan untuk mengobati luka-lukanya, selain untuk di kunyah-kunyah, dia juga memakan daun itu, sebagai pengganti nasi Pak Lurah. Saya bingung karena semua daun sirih yang merembet di gubuk saya ludes! Lalu dia memberitahu saya, katanya Pak Lurah punya banyak batang daun sirih, maka itu saya kesini Pak Lurah”

b.    Fisiologis, seorang laki-laki yang penampilan fisiknya menyerupai perempuan pengunyah sirih namun dalam bentuk laki-laki.
..Mulut Sukro senantiasa memerah. Bibir, gigi, dan lidah lelaki setengah baya itu mengundang perhatian orang lantaran memerah…

c.    Sosiologis, seseorang yang jarang bersosialisasi dengan masyarakat
“Ayo tampakkan kesaktianmu, Sukro! Mana bukti kalau kamu kebal…” kalimat ini memberi kesan bahwa Sukro adalah seseorang yang di kenal kehebatannya namun hanya sebatas gosip atau berita dari orang-perorang.

Sukro juga merupakan sosok yang mudah akrab dengan orang lain, terlihat dari ketika ia di tolong oleh lelaki buta sampai-sampai merepotkan karena menghabiskan daun sirih di gubuk lelaki buta.
… Dia terus-terusan minta daun sirih, parahnya daun sirih itu bukan untuk mengobati luka-lukanya, selain untuk di kunyah-kunyah, dia juga memakan daun itu, sebagai pengganti nasi Pak Lurah.

2.    Pak Lurah
a.    Psikologis, seseorang yang licik, ini terlihat dari teknik pelukisan dramatik melalui tingkah laku tokoh : dari kejauhan Pak Lurah memandangi pembantaian Sukro. Membuang muka, geram. Tak mau terlibat. Buru-buru meninggalkan kuburan tua dan daerah bukit cadas yang di gempur …

“Sekarang saya sudah cuci tangan. Lagipula warga hanya tahu bahwa kau yang mengatakan bahwa Sukro telah mencuri sapi si Hasan. Aku tidak mau terlibat, urusi sendiri!”

Memiliki karakter kasar dan sombong
“Kau itu memang gak becus Darmo! Di suruh mateni pengunyah Sirih seperti Sukro saja gak bisa! Percuma saya bayar kamu, dan jangan harap sisa pembayaran itu bisa kamu ambil!” Pak Lurah melirihkan suaranya agar tak terdengar oleh siapapun, termasuk istrinya.

Dan juga pengecut
“Ampun Sukro, ampun. Memang, memang Aku yang menyuruh Darmo untuk memprovokasi warga supaya membunuhmu atas tuduhan pencurian terhadap sapi si Hasan. Tapi aku sangat menyesal Sukro, Aku minta maaf”

b.    Fisiologis, seseorang yang berperawakan kurus tinggi
 Melihat reaksi tersebut Darmo jadi kesal, jika tidak ingat sisa uang upah pembantaian terhadap Sukro, sudah pasti dilipat-lipat tubuh Pak Lurah yang kurus itu.

c.    Sosiologis, tidak respek terhadap warganya. …Tak mau terlibat. Buru-buru meninggalkan kuburan tua dan daerah bukit cadas yang di gempur …

3.    Lelaki  Buta
a.    Psikologis, seseorang yang baik hati dan cukup hati-hati. Hal ini terlihat dari teknik pelukisan melalui pikiran dan perasaan tokoh ketika menolong Sukro yang tak berdaya.
ia memijat sekujur tubuh Sukro, bergemeletak tulang-tulang yang patah diluruskannya.

Tokoh ini juga memiliki sikap lugu dan polos
Saya bingung karena semua daun sirih yang merembet di gubuk saya ludes! Lalu dia memberitahu saya, katanya Pak Lurah punya banyak batang daun sirih, maka itu saya kesini Pak Lurah”

b.    Fisiologis, matanya buta, membawa-bawa tongkat kemanapun pergi
… ia mengetuk-ngetukkan tongkatnya, mencari jalan yang akan dilaluinya..

c.    Sosiologis, seseorang yang sangat peduli dan berbuat tanpa pamrih kepada siapapun bahkan seorang yang di tuduh pencuri seperti Sukro.
Tapi ia cemas bila pencuri ternak itu dimusuhi orang-orang kampong

4.    Darmo
a.    Psikologis, seorang tokoh yang rela melakukan apapun demi uang
..Percuma saya bayar kamu, dan jangan harap sisa pembayaran itu bisa kamu ambil!” Pak Lurah melirihkan suaranya agar tak terdengar oleh siapapun, termasuk istrinya.

Darmo juga pengecut seperti Pak Lurah
Sekarang terserah Pak lurah, saya akan berangkat ke kota pagi ini, dan perlu Pak Lurah tahu, Sukro akan datang menemui Pak Lurah malam ini”

b.    Fisiologis,
“Pak Lurah, Pak Lurah!” dari teras ia berteriak memanggil tuannya sambil tergopoh-gopoh membawa tubuhnya yang besar tinggi namun agak botak di bagian kepala.

c.    Sosiologis, seseorang yang sebenarnya manut dan berdedikasi terhadap tuannya
“Tapi Pak, saya sudah terlanjur bilang pada Sukro bahwa Pak Lurah adalah dalang di balik semua ini. Saya sudah tidak peduli dengan sisa upah, yang penting saya sudah menyampaikan berita buruk ini.

5.    Istri Pak Lurah
a.    Psikologis, tidak tahan dengan suatu kebusukan seperti yang dilakukan suaminya
Istri beserta anaknya yang cacat ‘lah pamit pergi entah kemana. Mungkin istrinya sudah tahu apa yang akan terjadi, dan inilah puncak kekesalannya pada suaminya sendiri, suami dan juga pemimpin yang serakah.

b.    Fisiologis,
Dengan air muka tak senang Bu Lurah yang sedang menyapu teras langsung masuk ke dalam rumah sambil meletakkan sapu dan menggelung ulang rambutnya yang panjang namun tipis.

c.    Sosiologis,
Tokoh ini  menghargai tamu walaupun tidak suka terhadapnya,
Dengan air muka tak senang Bu Lurah yang sedang menyapu teras langsung masuk ke dalam rumah … Belum sempat melewati pintu masuk, istrinya tiba-tiba keluar membawa nampan teh, nyaris mereka bertabrakan.

========================= coz i love you -- agnes monica

canda tawa
tangisanmu
air mataku
tak ku sesali

pelukanmu
amarahmu
pengorbananmu
tak kan ku ganti

(#)
semua yang harus kita alami
membuat kita tuk saling mengerti

coz i love you
coz i need you
and i want you
by my side

keakuan, tak buatmu tuk jadi ragu sayangi aku
tuk sayangi aku 


download lagunya di siniii ..

http://www.4shared.com/file/108473630/e4d5e4ad/Agnes_Monica-Coz_I_Love_You.html?s=1

Sabtu, 27 Maret 2010

========================== yang tercatat ketika senja 'lah kita tafsirkan

Belakangan Akku sering menjadi manusia malam, apalagi kalau pulang kuliah kesorean. Biasanya ia akan tidur lebih awal karena kelelahan untuk kemudian terjaga diatas pukul 10, selanjutnya berdiskusi di depan lapy sampai subuh berpamitan.

Belum genap sebulan Akku menyandang status sebagai mahasiswi semester II, tapi rasanya tugas dari kampus tak henti menyerang. Dari mulai pengkajian cerkan yang bobotnya 4 sks sampai TI yang hanya 2 sks, semua menawarkan diri untuk menjadi camilan lapynya.

“Duh, mataku jereng ik” ujarnya selepas subuh

“Lagian kamu ngedur banget, selain terlalu deket ama lapy, kamar kita ini kan penerangannya kurang. Kamu juga, inget harus jaga pandangan”

Akku tak paham dengan kalimat terakhir Yayuk, teman sekamarnya.

“Pandangan Kku, kalo ku perhatiin kamu tuh serius banget natap si lapy, ati-ati”

“Yee, kirain pandangan apaan. Ya gimana lagi dong. Tugasku numpukpukpuk”

Obrolan mereka terus berlanjut, ngalor-ngidul. Dan baru berhenti ketika Yayuk terenggut oleh mimpi. Akku tahu, hari ini Yayuk kuliah jam 9, jadi bisa tidur lagi. Sementara dirinya harus siap-siap karena ada kuliah jam 8. Dua jam lalu ia baru menyelesaikan rangkuman TI untuk kemudian digabung dengan yang lain menjadi sebuah makalh utuh. Beberapa menit sebelum berangkat Akku merasa agak kurang enak badan, sedikit demam. Pasti gara-gara begadang dan duduk di lantai.

“Apa masuk angin ya?” pertanyaan itu pun terabaikan seiring langkahnya meninggalkan kamar.

“Bu, berangkat. Asaalamualaikum”

Empat puluh menit keudian Akku tiba di kampus, tepat dugaannya, kelas sudah dimulai beberapa menit yang lalu. Sebelum masuk kelas ia bertemu Gara,

“Ga kuliah lagi?”

Dengan santainya dijawab,. “dosennya bikin ga napsu”

Akku langsung bisa mengambil kesimpulan, hari ini hanya ada satu mata kuliah SASTRA NUSANTARA, pasti yang mengampu dosen itu. Tergambar dalam otaknya seorang dosen yang telah memasuki masa pensiun namun tetap semangat mengajar. Berbanding terbalik dengan para mahasiswanya yang ogah-ogahan.

Akku masuk kelas dengan leluasa dan dengan polosnya melangkah mendekati kursi tedepan. Wkwk. Ketika duduk, Nafisa berkata, “tengok kebelakang!”

Dan Akku terkagetkaget mendapati sosok lain di belakangnya,

“Hwaaa, Riska!”

Yang punya nama sempat terkejut, tapi kemudian tersenyum.
Akku fokus lagi kedepan mendengarkan dosen yang tengah asik nembang. Tak sabar rasanya ingin cepat-cepat bilang,”selamet ya” dan menyalami tangannya.

Dasar Akku! Akhirnya hal itu dilakukannya juga, toh aku ga bisa dengar jelas yang dilagukan pak dosen.
Mendapati sambutan yang menyenangkan, Riska tersenyum sambil menerima uluran tangan Akku.

Setengah jam kemudian kuliah berakhir, dengan tanpa mendapatkan pengetahuan tambahan. Tapi tak apa, 
Akku yang ketika berangkat tadi agak kurang bersemangat, merasa sumringah mendapati satu lagi temannya mendapatkan hidayah untuk memakai jilbab. Entah kenapa ia merasa sangat bahagia, mudah-mudahan setelah ini akan ada yang menyusul lagi. Itu yang selalu tergumam dalam benaknya.
***

Kemarin sore, saat sedang mengerjakan tugas pengkajian cerkan dari Pak Karjo, Akku menerima sebuah pesan yang isinya adalah undangan untuk menghadiri peluncuran dua buku puisi karya sastrawan Semarang, disana juga tertulis nama salah satu pembicaranya AHMAD TOHARI.  Tentu saja Akku mau untuk menghadiri, apalagi di akhir pesan ada tulisan FREE. Hhe.

Yang mengirimi pesan bilang ingin sekali datang, karena salah satu novel karangan pembicaranya sedang di baca, RONGGENG DUKUH PARUK. Mengakhiri perpesanan itu Akku berkata sendiri,
“Ya udah liat besok, kuliah editingnya jadi atau ga, karena waktunya hampir bersamaan, PUKUL 13.00”

Ternyata kuliah editing batal, Akku sudah terlanjur menunggu sampai pukul 11.30, ngobrol dengan beberapa teman dan yang mengiriminya pesan tentang peluncuran buku-buku puisi, samba mengerjakan rangkuman makalah Pkn.

“Jadi ikut ga?” ia bertanya pada Akku sebelum berangkat jum’atan.

Yang ditanya menjawab, “Liat nanti ya, aku lagi sms Umi, katanya dia pingin ikut, kan novel yang kalian baca sama”
***

Jamaah jum’at telah bubar, yang mengajak Akku tadi, sebut saja namanya Diia, menghampiri Akku lagi. Memastikan.

“Kalian dulian aja, nanti Akku nyusul sama umi”

“Bareng aja”

“Ga usah, Akku mau sholat dulu, kalian duluan gak papa”

“Apa mau dijemput?”

“Ehm, yaudah nanti kalo kita dah nyampe di depan gerbang ku sms, nanya lokasinya dimana”

“Bukan, maksudnya dijemput pake mot…” belum selesai kalimatnya, Akku sudah memotong,

“Ga usah, kalian duluan aja, nanti biar Akku naik bis” Diia pun seperti kehabisan kata.
Akku pamit untuk ke mushola jurusan.
***

Kira-kira lima belas menit kemudian Akku siap untuk menemui umi yang katanya menunggu di depan fakultas hukum. Saat melangkah meninggalkan gerbang kampus, sebenarnya Akku samar-samar mendengar suara Diia dan dua orang temannya di kelas, tapi mengabaikan. Pasti mereka udah berangkat duluan, pikirnya.

Tak butuh waktu lama untuk sampai ke tempat tujuan, jalan tri lomba juang. Dengan bekal ingatan sedikit isi pesan, Akku dan Umi masuk ke dalam stadion tri lomba juang (baca:mugas) dan mendapati kebingungan.

“Di mana lokasinya?” tanya umi.

“Katanya sih, gedung pers tri lomba juang, ntar ku sms Diia dulu ya”

Sebentar belum ada balasan, Akku pun berinisiatif untuk bertanya pada salah seorang yang sedang membaca papan pengumuman.

“Permisi mas, lokasi pelincuran buku-buku puisi dimana ya?”

Orang itu sepertinya paham, dan langsung menunjukkan lokasi yang benar. Ternyata bukan di stadion ini, melainkan di depannya. Sekali lagi dibaca pesan undangan itu, GEDUNG PERS JLN TRI LOMBA JUANG.

“oh, ternyata jalan tri lomba juang, bukan stadion tri lomba juang” dan mereka menertawakan “kebodohan” sendiri.

Setelah menyebrang mereka sampai di lokasi yang benar. Di pagar depan gedung tertulis persis GEDUNG PERS. Sempat bingung untuk kemudian harus lewat pintu yang mana, lagi-lagi Akku bertanya,

“Maaf pak, tempat peluncuran buku-buku puisi dimana ya?”

Dengan begitu welcome khas orang jawa, mereka pun dipersilahkan masuk untuk kemudian naik ke lantai dua. 
Anak tangga terakhir pun berhasil didaki, seorang resepsionis mempersilahkan mereka untuk mengisi buku tamu,

“Bukunya menyusul ya mbak” ujarnya ramah.

Mereka mengangguk sambil tersenyum.

“Ternyata dapat buku” umi sumringah. Akku ikut-ikutan.

Ruangannya minimalis, sebelum duduk di kursi depan Akku sempat melihat beberapa kakak tingkat yang satu jurusan dengan mereka tengah berbincang di kursi belakang.

“Lho, Diia belum nyampe to?”

“Gak tau, tadi si di kampus aku sempet dengar suara mereka masih di kelas, tapi kupikir mereka pasti udah berangkat, soalnya aku sholat lumayan lama”

Tapi tak lama kemudian hp Akku bergetar, di layarnya bergerak-gerak nama kontak Diia. Dan Akku hanya menatapnya, sengaja tak mengangkat panggilan.

Kalian belum nyampe to?
Kita udah di dlm
Msk aja

Akku mengirimi sms sebagai kompensasi karena tak mengangkat telpon.

Dan sebentar saja mereka bertiga sampai, intinya mereka mengatakan hal yang sama
Kok udah duluan si, di tungguin juga

Akku hanya tersenyum.
***

Di depan Akku dan Umi duduk masih ada satu baris kursi kosong, dua teman Diia memilih duduk disana, tapi Diia justru duduk satu meja dengan kami. Di pojok.

“Kamu di tengah” kata Umi. Dan Akku memandangnya tajam. Membuat Umi tersenyum geli.

“Iya iya”

Sebelum acara utama yaitu bedah buku uisi di mulai, berbagai acara hiburan ditampilkan, ramalan fengshui, musikalisasi puisi dan sekapur sirih dari para pengarang puisi.
Sekapur sirih. Akku mencerna kata majemuk itu.

Masih hangat dalam ingatannya sebuah puisi berjudul persis, di tag ke wall-nya, oleh Diia.

Ketika itu, Akku tak paham betul makna puisinya, puisi kali ini berdiksi berat. Biasanya kalau ingin menyampaikan hal-hal serius, Diia yang memang beberapa kali men-tag-kan puisi, akan memakai diksi yang tak biasa. Dan berkat acara ini, Akku baru mengerti makna puisi berjudul “sekapur sirih” di wall-nya. Bukan paham dengan satu-satu diksinya, melainkan makna yang tersirat. Suatu penyambutan, kata pengantar, ucapan terima kasih, dan hal semacamnya. Dan  Akku tersenyum.

Agenda hari itu sungguh mengandung banyak manfaat, Akku bisa melihat ansung sosok sastrawan, seniman, tokoh besar di Semarang, yang mungkin tak ‘kan ia dapatkan jika masih berkutat di kota kelahirannya, Lampung.

Dalam perjalanan pulang, Diia mengantar dengan sebaris sajak Hanry TM

RINDUKU HILANG LEWAT HUJAN

Akku membalasnya dengan senyuman dan sms balasan,

Terima kasih untuk hari ini, untuk undangan ke acara ini, banyak pegetahuan dan pengalaman yang tak ‘kan ternilai.

Akku termangu di tepi jendela bis yang ia tumpangi, pulang menuju kosan. Sambil menakar –nakar “senja” yang beberapa hari lalu tengah ia bingkai. Sepertinya ukiran bingkai yang Diia buatkan – dalam proses – akan terukir rapi dan … indah. Sepertinya.  Akku coba meyakinkan dugaan ( harapan ) ahh entahlah, mungkin juga doa.  


Bersama senja yang hampir tiba, 26 maret 2010




Jumat, 26 Maret 2010

=====================taubat--opick

Taubat
Album : Ya Rahman
Munsyid : Opick

Wahai Tuhan jauh sudah
Lelah kaki melangkah
Aku hilang tanpa arah
Rindu hati sinarmu

Wahai Tuhan aku lemah
Hina berlumur noda
Hapuskanlah terangilah
Jiwa di hitam jalanku

Ampunkanlah aku
Terimalah taubatku
Sesungguhnya engkau
Sang Maha Pengampun Dosa

Ya Rabbi ijinkanlah
Aku kembali padaMu
Meski mungkin takkan sempurna
Aku sebagai hambaMu

Ampunkanlah aku
Terimalah taubatku
Sesungguhnya engkau
Sang Maha Pengampun Dosa
Berikanlah aku kesempatan waktu
Aku ingin kembali
Kembali kepadaMu

Dan mungkin tak layak
Sujud padaMu
Dan sungguh tak layak aku

downloadnya boleh dsini...

=================== WHEN YOU LOVE SOMEONE-- ENDAH EN REZA

I love you but it's not so easy to make you here with me
I wanna touch and hold you forever
But you're still in my dream
And I can't stand to wait ‘till nite is coming to my life
But I still have a time to break a silence
When you love someone
Just be brave to say that you want him to be with you
When you hold your love
Don't ever let it go
Or you will loose your chance
To make your dreams come true...

I used to hide and watch you from a distance and i knew you realized
I was looking for a time to get closer at least to say... “hello”
And I can't stand to wait your love is coming to my life
When you love someone
Just be brave to say that you want him to be with you
When you hold your love
Don't ever let it go
Or you will loose your chance
To make your dreams come true...

And I never thought that I'm so strong
I stuck on you and wait so long
But when love comes it can't be wrong
Don't ever give up just try and try to get what you want
Cause love will find the way....
When you love someone
Just be brave to say that you want him to be with you
When you hold your love
Don't ever let it go
Or you will loose your chance
To make your dreams come true...

download lagunya disini, ya..

====================abdul and the caffe theory-- loveable

Lirik Lagu Abdul & The Coffee Theory - Loveable

Meski ku sering mengeluh
Tentang semua tingkah lakumu
Maunya selalu mengatur aku

Tapi kau sangat perhatian
Apapun yang aku lakukakan
Kau ingatkan ku jangan lupa makan

Karna kamu so loveable buat aku
Karna kamu so loveable buat aku
Karna kamu so loveable buat aku
Karna kamu so loveable buat aku

Walaupun kamu sangat bawel
Komentariku ini itu
Dan ku tak tahu apa maumu

Kadang bajuku kurang rapi
Kadang s'patuku kurang mecing
Atau rambutkku yang berantakkan

Tapi kamu so loveable buat aku
Tapi kamu so loveable buat aku
Tapi kamu so loveable buat aku
Tapi kamu so loveable buat aku

Tak pernah ku merasa
Bosan dengan kamu
Jangan engkau lupa
Apapun tentang kamu

Loveable buat kau
Loveable buat kau
Loveable buat kau
Karna kamu so loveable buat aku
Loveable buat kau
Karna kamu so loveable buat aku
Karna kamu so loveable buat aku
Karna kamu so loveable buat aku
download disinii ya... 


http://www.4shared.com/file/145052166/c9feba71/Abdul_And_The_Coffe_Theory_-_L.html?s=1

Selasa, 23 Maret 2010

======================Antara sastra dan perantaranya

Di era modern seperti sekarang ini, hampir semua aspek nya berkaitan dengan teknologi. Aspek sosial, ekonomi, politik, budaya, agama, pendidikan dan lainnya, tidak mungkin melepaskan diri dari tuntutan teknologi.  Pada hakikatnya teknologi adalah suatu cara yang digunakan baik oleh instansi atau perorangan untuk mendapatkan nilai guna lebih atas apa yang dimilikinya, dengan kata lain teknologi adalah alat untuk berinovasi. Teknologi pun banyak macam dan manfaatnya, tergantung kebutuhan.
Salah satu cabang teknologi yang paling popular adalah teknologi informasi. Dan diantara sekian banyak penggunanya, sastra menjadi pihak yang tak terlewatkan dari daftar. Dunia sastra terbagi atas beberapa bagian yang kesemuanya tidak mungkin bernilai tanpa adanya peran dari teknologi informasi.
Misalnya saja karya sastra berupa novel, antologi puisi dan cerpen, karya sastra ini hanya akan menjadi tulisan tak bernyawa jika tidak menemukan pembacanya. Sedangkan untuk mempertemukan karya sastra dan pembacanya, dibutuhkan peran serta teknologi informasi.
Cara yang digunakan TI pun sekarang sudah sangat beragam. Mulai dari pamflet, baliho, siaran radio, televisi, media internet dan banyak lagi yang lainnya. 

Rabu, 17 Maret 2010

==================dan Akku menang telak, atas mitos itu.. hhaaa


Hayoo ngaku, siapa yang belum pernah ke ParIs?
HHE, padahal deket lho, ga perlu pake passport (bener ga ya tulisannya gini? Hhe)
Karena yang Akku maksud ParIs di sini adalah Parang Tritis, atau Pantai Laut Selatan, atau pantai legendaris tentang Nyi roro Kidul, pernah? Pernah ga pernah ga masalah…
Dulu, ketika Akku masih di Lampung, pingin banget bisa keliling tempat-tempat wisata dan tempat bersejarah yang ada di Indonesia, Monas, TMII, kebun teh di bandung, Lawang Sewu, dan banyak lagi.
Dan keinginan Akku mulai terwujud satu persatu, karena sekarang Akku lagi kuliah di Semarang, alhasil beberapa tempat yang berhasil Kku jejaki antara lain: Lawang Sewu, MAJT, candi Borobudur, candi Prambanan, Malioboro, dan… dan … dan baru segitu, hhe .
Oya, Akku inget, ternyata Akku juga pernah ke ParIs A.K.A Parang Tritis di Jawa Tengah. Kalian tahu ga, bahwa di ParIs ada suatu mitos yang berkembang bahwa : Dilarang pakek baju Ijo ketika kita memasuki kawasan PariS. Alasannya, katanya sih, mitosnya, Nyi Roro Kidul itu, suka banget warna ijo, jadinya kalo kita kesana pake baju ijo, ntar kita diculik dan dibawa ke Istana-nya, yang konon, pintu gerbangnya ada di sebuah batu di antara karang-karang besar yang terjajar di sudut pantai laut selatan.
Kemarin, waktu Akku dan teman-teman Sastra Indonesia Undip 2009 liburan bareng dengan tema : “Sasindo Goes To Jogja”, Akku baru sadar di tengah perjalanan bahwa kami sedang menuju Pantai Parang Tritis, tempat di mana baju ijo dilarang masuk, ceritanya gini.
“Wi” ujar Kku pada Dewi, teman duduk Kku, “kamu tahu ‘ga sih, kenapa ada pantai di namain Parang Tritis?”
Sebelum Dewi menjawab, Akku berargumen dulu. Akku, yang notabenenya adalah oranh Jawa namun dari lahir sudah tinggal dikawasan Sumatera, Lampung, tahu sedikit tenttang bahasa Jawa, dan lebih sedikit lagi tentang bahasa Lampung, karena di rumah orang tua Kku berbahasa dengan bahasa Indonesia. (Akku adalah korban transmigrasi yang berakibat: hilangnya identitas kesukuan, jadinya Akku ini orang jawa atau Lampung? Ctctctc)  
“Parang itu kan artinya golok, atau sabit kan? Terus Tritis itu kan dari bahasa Jawa yang artinya tritisan, atau teras, ya to?” ujar Kku,
“berarti kan, pantai itu berbahaya, tapi kenapa di jadikan tempat wisata ya?”
Dewi menanggapi argument Akku,
“Iya, apa yang kamu bilang tentang makna parang tritis itu emang bener. Dan kalo masalah kenapa di jadikan tempat wisata, menurutku karena itu kan tempat bersejarah, legendaris malah”
“Oya?” Akku berekspresi penuh
“Loh, emangnya kamu ga tau ya, itu lho, cerita tentang nyai Roro Kidul, ratu pantai selatan”
“Iya Aku tahu, so?”
Dewi melengos, “Desta, ya udah jelas dong. Tempat itu punya suatu daya tarik, sehingga di jadikan tempat wisata”
“Egh, ntar dulu, tadi kamu bilang pantai laut selatan, emang hubungannya dengan Parang Tritis…” kalimat Akku terpotong otomatis, diam sejenak
“Jadi, kita mau ke pantai laut selatan yang ada legenda Roro Kidulnya itu ya? kok kamu ga bilang? Ehh liat dong” Akku menunjuk kea rah bajunya sendiri,
“Hhe, iya. Tadi Akku sebenarnya mau bilang, kenapa kamu pakek baju warna ijo, tapi ga jadi” Dewi senyum getir
Akku yang tadi duduk bersila di atas jok, ke arah Dewi, mengubah posisinya kearah depan, memandangi jalan yang semakin dekat kea rah tujuan.
Akku jadi ingat sesuatu, dulu, ketika kecil Akku sempat berangan-angan. Kalo suatu saat Akku sampai di Parang Tritis, Akku bakal pake baju ijo, Akku akan mematahkan teori klasik mitos Green shirt Baned.
Dan Akku BERHASIL!
It’s the facts:

Selasa, 16 Maret 2010

==========================Diponegoro…


Berkali Akku mengatakan bahwa perasaan sayang terhadap suatu hal itulah yang menjadikan diri kita bertahan atas apa yang kita pertahankan. Dan Akku tak ‘kan bosan mengatakan bahwa Akku menyayangi kampus Kku dengan sangat.

Beberapa waktu lalu, saat kelas MKI (masyarakat kesenian sastra) kalo ga salah juga, dosen kami cerita tentang apa ya, Akku lupa, yang Akku ingat Cuma satu: setelah kuliah ini Akku ingin menuliskan sesuatu, sesuatu untuk kampus Akku, Undip.

Kalian, ingat ga tentang berbagai macam perang yang telah terjadi di Negara kita bertahun-tahun yang lalu? Perang Aceh, Perang Babad, Perang … perang… huhh! Ngakunya anak IPS, nama-nama perang ajaa, Cuma namanya, gak hapal. Berlebihan tau! HHE
*
Tapi whatever! Yang Akku mau ingat dan ceritakan di sini Cuma satu, yaitu Perang Diponegoro. Perang Diponogoro adalah perang yang terjadi pada tahun 1825-1830, ya lima tahun perang itu berlangsung, dan hasilnya, kita semua yang sempet belajar sejarah di SMA pasti inget, bahwa Perang Diponegoro berhasil menguras kas Negara kepunyaan BELANDA! It’s amazing, right? Ofcourse!

Sejarah tentang Perang Diponegoro yang secara ga langsung juga mengisahkan tentang tokoh utama yaitu Pangeran Diponegoro, menarik pikiran Akku untuk bertanya, “adakah ini merupakan salah satu alasan kenapa kampus tercinta Akku dinamakan Universitas Dionegoro?”

Akku ga perlu jawaban, Karena sebuah kesimpulan telah teraklamasi.
Walaupun Akku ga menyaksikan gimana perang itu berlangsung, setidaknya Aku bisa membayangkan betapa Pangeran Diponegoro adalah orang yang luar biasa, berhasil membuat Belanda kalang kabut kehabisan biaya untuk perang (walaupun sebenarnya ini menimbulkan dampak lebih negative lagi, yaitu munculnya cultur stelsel yang merugika rakyat Indonesia pada masa itu). Pasti Pangeran Diponegoro adalah orang yang memiliki kecerdasan luar biasa, dan Akku pikir, ini menjadi salah satu point reason pertanyaan Akku tadi.
Ini pendapat, dari seoang Akku.

=================== tersesat bersama "yang tersesat" di kalender hari ini





Ada yang tersesat di kalender, hari ini J dan Akku bersama Yayuk akan memanfaatkan “yang tersesat” untuk menyegarkan otak ke Bukit Diponegoro, sambil mengunjungi kampus FIB yang nyaris  rampung.
Itu kira-kira status fb Akku hari ini. Hwaaah… pagi yang sungguh menggiurkan, untuk menelusupkan udara segar ke hidung, “mencucui” mata dengan keindahan kampus Undip Tembalang yang hasil akhirnya adalah harapan bahwa penat di kepala akan terserang! Hilang.
Hari ini kami, (Akku dan Yayuk) bangun telat, ahh tapi enggak, ini kan emang rutinitas hari libur. Pukul 6, dengan buru-buru mengejar air wudhu, ckck…
Kelar sholat, yayuk bilang, “hari ini pingin jogging, tapi kesiangan”
Akku tak begitu jelas dengan kata-katanya, tapi pura-pura nyambung aja, “marathon maksudnya?”
Dasar dong dong, emang itu yang gue maksud! Mungkin itu yang dikatakan Yayuk dalam hati.
Akhirnya, karena kesiangan, (kalo ga kesiangan biasanya kami jogging ke Bukit Dipo-nya, jakil alias jalan sikil, jalan kaki. Tapi kali ini mungkin kesialan buat Imo ( kenapa Akku bilang sial? Nanti ada cerita khususnya)
Kami bertiga pun berangkat dengan diantar Imo,
Tiap kali masuk ke gerbang Undip Tembalang yang di depan Mandiri, Akku selalu bilang, “betapa kondusifnya kampus ini, ga sabar untuk cepet-cepet pindah, meninggalkan kampus peleburan yang penuh sesak, dan beberapa kenangan  yang mulai mengkristal menjadi hiasan “kamar”.
Seperti biasa, di gerbang kampus kami di sambut oleh “kali” dulu, di masa-masa amatir kami sebagai mahasiswa Undip, pernah menggila di sana, ini beberapa bukti kegilaan kami:
menggila dengan berangkat jam lima lewat beberapa menit, cuma untuk liat sunrise di jembatan undip. hhee

di depan WP

ekspresi yang sangat luar biasa, hahaha, mbahsuripisme nee ( termasuk Akku juga, siih )

ini adalah saat-saat yang jarang terjadi, nah gitu dong, yang akkur

di depan danau ( baca: kubangan di jalan menuju bukit diponegoro )
sebenarnya ini tuh sedang dalam dilema, yang pakek baju ungu, hhi

ngeksis aja, tapi viewnya bagus ya, ono yang belakang, kampus FH, gilee, keg KPA ajaaa

ini tuh premannya "Rumah Pintar" liat dong, sapi aja ketakutan, muu lari, ehh, di tarik buntutnya, ckck

jadi terharu, lhoo?

hahaha, tebak ini di mana?
wkwk, bunderan depan mandiri dan gerbang undip.. dasar orang ANEH!

ini Yayuk, niat mau loncat ke kali

KTT ( kegilaan sekaligus ketidakwarasan tingkat tinggi) di depan kampus teknik
kuliah aja baru semester dua, 

ini tuh fotonya flying lho,
yang ngeshoot , Akku

dasar mahasiswi AMATIR!!!



Imo terus melaju, melewati gedung yang tengah dalam proses penyelesaian, selain kampus Akku, fib, ada juga kampus ekonomi, hukum, fisip dan entah gedung apalagi. Di tikungan pertama Imo berbelok, Tujuan utamanya, kampus Akku. Sampai di depan, Imo berhenti, tepatnya di depan pohon pinus yang berjejer menambah keasrian kampus Akku yang juga berdekatan dengan kampus Hukum dan Fisip.
Yayuk yang notabebenya anak FKM dan berarti anak IPA waktu SMA, memutuskan untuk sebentar lari jarak pendek di jalan sepanjang depan kampus Akku, sementara Akku memilih duduk di tengah jalan (kalo pagi, di beberapa jalan, di depan kampus akan sepi, jadi muu terlentang di sana juga, sak karepmu!) tangannya sibuk menyusun kalimat dari keypad 7210nya, apalagi kalo bukan nytatus, Desta… desta …
Sekali putaran Yayuk kelar, dan jiwa kreativisme yang belakangan di hinggapi virus wirausahawatimisme, menemukan sesuatu, pohon pinus di dekat kami. Akku membiarkan Yayuk melakukan apa yang menjadi panggilan jiwanya, sementara dalam hati ada yang ngedumel, “Yah, ni HP pake lowbat segala, ritual terancam gagal”
Yang di maksud ritual adalah semacam kegilaan yang pernah kami lakukan ketika masih jadi mahasiswa amatir, POTO-POTO! Hhhhaaaa…
Finally, bunyi kentut khas HP terdengar juga, dan Akku terpaksa mengakhiri opera mini-nya. Yayuk pun kelar dengan sepucuk ranting pinus lengkap dengan daunnya, di tangan.
“Buat apa?”
“Ini tuh bagus, liat dong, buahnya juga unik”
Mirip buah nona, tapi berkali-kali lebih kecil.
Dengan kesepakatan yang teraklamasi, batang pinus yang di temukan Yayuk tergeletak di bawah pohon induknya, resmi dinyatakan: di bawa oleh Akku. Mungkin buat kalian itu hal biasa, tapi seandainya kalian tahu bahwa pohon itu, di tangan Kku, seperti Akku sedang menenteng pohon natal kurang gizi. Tapi ga apa, Akku udah terlanjur bilang, di awal, di gerbang Undip tadi : INI ADALAH HARI YANG MENYENANGKAN.
Sepertinya Imo paham betul dengan keinginan kami, tapi entah terpaksa atau memang unya niatan lain, akhirnya Imo mengantar kami menuju Bukit Diponegoro, tempat di mana kami biasanya mangkal ketika hari libur datang, di sana kami bisa menikmati hamparan kota Semarang, khusunya bagian Tembalang dan Semarang Bawah, bahkan percaya ga percaya, MAJT kelihatan!
Jalan beraspal rusak, di lajur kanan, di sisi lain kampus Akku, yang biasanya kami gunakan untuk ke Bukt Dipo, tak mengizinkan kami lewati, kecuali Imo di tinggal, portal menghadang. Merasa tertular oleh virus kreativisme si empunya, Yayuk, Imo pun berbalik, “ka nada lajur kiri” Imo girang. Kai sebagai penumpang ya manut aja, walaupun diam-diam mulai menggerutu, ini jalan atau riak air sungai, bergelombang tak beraturan.
Sayang Akku ga bisa mengabadikan, kan tadi udah Akku bilang, bahwa ritual tak bisa di lakukan gara-gara HP nya low. Jalan itu seperti baru di beri adukan semen, dan langsung di hajar oleh hujan, bentuknya abstrak. Sebelum sebuah tragedy terjadi, Akku sempat berceloteh, “Ini mah, nenek-nenek yang lagi jantungan, langsung lewat”
BRAKKK! Tiba-tiba Imo tergeletak, tangan kirinya terlipat ke kiri, membuat Yayuk dan Akku tertindih, sementara kaki Akku yang kanan menghantam ekornya yang terasa hangat berlebihan, KNALPOT.
Kami berdua ga paham dengan maksud Imo, sebenarnya ini kesialan Dia atau Kami, huhh! Termakan kata-kata sendiri,
“Gak papa, ini kan hari yang MENYENANGKAN” Ujar Akku entah menghibur diri sendiri atau entah apa maksudnya. Batang pinus masih meringkuk di tangan kanan Akku, Dia saksinya! Saksi bahwa Imo ‘lah melakukan ketidakwajaran.
lutut kanan Akku terdzolimi
Dan ini hasil akhirnYA

Minggu, 14 Maret 2010

====================Sungai bawah laut dan QS Al furqon:


“Dan Dia-lah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar dan yang lain sangat asinlagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang tidak tembus” (QS al furqon [23]:53)

==========================cara terANEH sepanjang sejarah negeri senjakku



Satu keanehan lagi terjadi dalam hidup kku. There’s a hole in my heart and something has been put on it, that something is … you.
Sejak Tuhan memberi kku perasaan bernama love, berbagai cara telah tertempuh untuk mengekspresiakannya. Tapi menurutkku, semuanya biasa saja, there’s nothing special.
SD, SMP,  dan SMA… semuanya biasa saja, caranya biasa saja, jatuh cinta itu biasa saja, ini menurut Efek Rumah Kaca.
Tapi memang benar, jatuh cinta itu biasa saja, kalau kita sering mengalaminya. Dalam hidupkku, jatuh cinta kepada seorang lawan jenis itu merupakan sesuatu yang jarang, jatuh cinta dalam arti sesungguhnya, bukan sekedar perasaan sekali lewat, berikut ini kronologinya.
Waktu SD, akku kelas lima, jatuh cinta dengan seorang yang baru pindah ke sekolah, akku punya nama khusus untuknya : UPRINO… wajah oriental yang merupakan hasil kolaborasi suku Jawa dan Lampung itu telah memesona kku, dan perasaan itu masih melekat di salah satu sudut di hatikku, tak tahu pasti letaknya dimana, karena tinggal percikannya saja.
Masuk SMP, ketika kelas delapan, virus meja mengejar-ngejar kku dengan begitu ganas! Akku lari dan sembunyi, tapi naas, ketika lengah virus itu berhasil menerobos kulitku sampai-sampai menelusup ke salah satu lubang di hatiku. Dan virus itu dengan cepat menyebar keseluruh tubuh, menggerogoti akal sehat, merusak hati dan terkadang melukai perasaankku sendiri. Kenapa? Karena si pengirim virus seperti tak acuh, uhh! Bisa-bisanya akku jatuh cinta pada adik kelas, memalukan. Tapi sungguh, perasaan ini kerap timbul tenggelam, tak mau hilang, sampai sekarang. Namanya, Jend. Satoedeh Yosah. Beberapa waktu setelahnya, akku membuat kolaborasi nama kami, nama yang akku sangat menyukainya : YURINOKA YOSAHA.
SMA, akku gak ngerti. Di panggung pementasan bernama SMA, ga ada kisah cinta yang bisa kku kenang, sama sekali!
Hmm, ga kerasa ya, 18 tahun lebih 3 bulan akku hidup di panggung pementasan bernama dunia. Sekarang akku udah jadi mahasiswa.
Jadi mahasiswa, jurusannya sastra Indonesia, kampusnua Universitas Diponegoro semarang. Bangga dong, karena dulunya akku menganggap bahwa kampus ini berprestis untuk kapasitas kku sebagai putra daerah yang ga pernah keluar dari provinsi, sama sekali.
Awal kuliah, ga ada tanda-tanda pengejaran dari virus meja yang konon akan terus berkembang biak. Ugh! Lagi-lagi akku terserang.
Ini adalah kisah yang akku sendiri ga ngerti gimana nyeritaiannya. Virus meja itu menyerangku dari posisi yang berbeda sama sekali dan cara yang ANEH!
Virus itu tiba-tiba muncul ketika akku lagi nulis sebuah puisi di note facebook, puisi yang ga tahu kku tujukan pada siapa. Tiba-tiba sebuah coment mulai menyerangku dengan rudal bernama tanda tanya, apa maksudnya? Ketika itu akku ga mau berkesimpulan. Mungkin coment itu lahir dari kapasitasnya yang memang mahasiswa sastra Indonesia, sama sepertikku. Aktivitas saling memberi coment pada note itu berubah jadi suatu rutinitas. Di notenya, akku pun sering memberi coment. Yang perlu di garis bawahi adalah, coment yang kku tuliskan itu berkaitan dengan tema puisinya. Biasanya setelah akku memberikan komentar, dia akan membalas coment itu, di bagian awal coment-coment itu terlihat wajar, tapi akan berubah jadi suasana senja yang tenang, indah tapi penuh dengan kemisteriusan di bagian-bagian akhir, ga bisa diterka apa makna yang tergambar di belakang sana. Yang kku tahu, temanya satu, perasaan. Perasaan apa, akku masih menuliskannya dengan judul “Tanda Tanya”.
Akku ga pernah ada niat untuk menghitung, tapi kalo akku flashback, kira-kira tiga bulan kebiasaan itu ‘lah berlangsung. Dan akku menikmatinya, apalagi akku tahu, setiap tulisan yang ia ciptakan mengandung makna mendalam dengan diksi yang memukau dan alur yang menggiurkan. Akku jatuh cinta dengan tulisannya, semua, dan terbesitlah dalam benakku, akku akan memanfatkan kebiasaan ini untuk memperkaya diksi dan memperbaiki kualitas tulisankku. Kami pun tenggelam dalam. Karena dalam setiap komentar, akku merasakan seperti ada nyawa yang mendesirkan darah segar berlabel hati.
Beberapa waktu kemarin, tepatnya  libur semester satu. Akku merasa seperti melakukan pertemuan denganya pada suatu setting yang terbentuk dari kepingan perasaan-perasaan tanda tanya diantara kami, ahh! Entahlah apa namanya. Waktu itu, akku sengaja “keluar malam” dengan sebuah status di facebook, pukul sebelas kira-kira. Waktu itu, akku sedang ingin mengeluarkan semua “syaraf tanda tanya” yang ‘lah beranak pinak bergelayutan di ranting otak, ada apa sebenarnya? Apa maksudnya? Kenapa pikirankku terbawa-bawa? Kira-kira itu makna status kku yang tarangkai dalam sebuah puisi.
Jujur, akku ga pernah merencanakan pertemuan yang nantinya ia sebut sebagai sebuah “persidangan”. Akku benar-benar ga paham, tapi ya udahlah, kku ikuti alur yang ia ciptakan. Malam itu kami perang status. GILA!
Perang itu akhirnya berakhir, lagi-lagi dengan suasana senja yang tergambar jelas di benakku. Tuhan… selamatkan akku.
Setelah  malam itu, akku semakin bingung. Akku takut dengan perasaan yang berjudul “kesalahpahaman” atau tepatnya akku salah tangkap dengan suasana senja yang Ia tawarkan dalam setiap kesempatan.
Dan akku mulai terpuruk, karena baru tersadar, virus meja terkekeh di depanku.
“Berhasil… berhasil” akku dengar jelas kata-katanya.
Terserah, akku terlanjur kagum dengan senja yang menghampar luas di “kanvas kosong berbingkai”, kalaupun nantinya akku dikabarkan bahwa ternyata akku salah tafsir terhadap makna senja itu, akku tak apa. Karena walaupun nantinya ia memaparkan maknanya, membahagiakan atau menyakitkan, akku telah mejadikan senja itu sebagai lukisan yang tergantung di “kamarku”. Ini pengakuan.
Di bawah lukisan senja di “kamarku”, 14 maret 2010