Laman

Kamis, 25 April 2013

Mendung Berkabut

Tuhan terlampau biasa untuk sekadar memahami.
Di pundakmu, ada risau-risau yang pasi.
Ke mana hendak kau bawa pergi bercak-bercak rindu yang tak merupa?
Tuhan terlanjur biasa dalam memberi.
Kadang, kau terlalu khusyuk untuk meyakini jalan yang tertimpa langit.
Kabut. Di matamu terberai kabut yang bahkan tak sempat mengantarkan mendung.
Hujan. Di pekaranganmu menderas ianya yang tak tahu ke mana harus pulang.
Tuhan berkabut.
Sementara kau sendirian menelan mendung, sampai habis.

Semarang, 24 April 2013

Rabu, 17 April 2013

Diskusi dan Bedah Buku 'Pram dari Dalam'



Bersama Soesilo Toer di Diskusi dan Bedah Buku ‘Pram dari Dalam’. FBS Unnes, April 2013.

Sumringah. Itulah satu kata yang agaknya menggambarkan perasaan saya sepanjang berada di FBS Unnes. Saya sudah sempat melewatkan beberapa kesempatan sampai akhirnya bisa bertatap muka dengan “adik kesayangan” Pramoedya Ananta Toer ini. Well, saya sebutkan saja poin-poin penting dari acara ini ya.

1. Pak Soes memperkenalkan keluarganya. Ia membawa istri dan anak semata wayangnya, Benee Santoso. Menurutnya, seorang Bapak memang harus kalah dari anak dalam beberapa hal. Sebab ia merasa bangga karena anaknya memiliki tinggi 180an, 20 cm lebih darinya.

2. Dulunya Pak Soes cadel. Mengilangkan cadel dengan cincin emas yang telah dububuhi kotoran manusia atas saran guru bahasa Inggris di tamsis Jakarta.

3. Pak Soes protes sebab di backdrop namanya ditulis tidak dengan "oe" tetapi "u". Ia tidak mau demikian sebab ia lahir sebelum orba. Mengacu pada prolog yg disampaikan saya jadi penasaran, benarkah, rasa jengkel karena dimusuhi oleh orba masih mengakar atau bahkan diturunkan sampai generasi sekarang? Dan kalau benar masih, kenapa? Tidakkah melihat bahwa masyarakat nonorba sepertinya biasa saja. Saya sebagai anak bangsa yg lahir pasca orba cenderung bersikap netral. Sebab sejauh ini referensi saya mengenai perseteruan PKI-orba masih seadanya. Tapi beliau menjelaskan: "Saya tidak pernah merasa benci dan memusuhi bangsa Indonesia. Saya hanya kecewa kenapa kami dimusuhi tanpa pernah tahu kesalahan kami." Sambil tersenyum ia menyampaikan rasa bangganya bisa berdiri di depan para audien.

4. Untuk menghasilkan suatu karya maka perkayalah fakta dan pengalaman diri. Berkaitan dengan karya-karya Pram yang cenderung "arus balik", menurutnya, Roman sejarah merupakan shock teraphy bagi masyarakat. Tergantung bagaimana mereka menyikapinya. Apakah akan tetap percaya pada sejarah yang ada atau berontak.

5. Dari awal Soes menyebut-nyebut istilah "pemulung" secara implisit dan eksplisit untuk menyebut profesinya. Padahal, di bbalik tampilannya yang terlalu sederhana itu beliau merupakan doktor lulusan Rusia. Beliau juga pendiri Perpustakaan Ananta Toer Anak Semua Bangsa (PATABA) di rumah warisan keluarga Toer di Blora.

6. Saat diminta menggambarkan seorang PAT dalam satu kata, Soes menyebut kata "antikritik". Sebab PAT adalah orang yang tidak mau dikritik meskipun suka mengkritik orang lain.

7. Saya bertemu dengan 2 alumni Hawe, seperti biasa Duo Budi Maryono dan Kang Putu. Beliau pelaku kongsi penerbitan Gigih Pustaka Mandiri yang dalam hal ini adalah penerbit buku PDD (padahal keduanya pun penulis, dan dosen :D) Dan belakangan saya baru tahu bahwa sketsa PAT di buku PDD adalah karya Toni Malakian, juga mantan pengelola Hawe. Wow

Minggu, 07 April 2013

Sinopsis Film Silver Linings Playbook


Silver Linings Playbook (2013) merupakan film psikologi. Film ini menceritakan tentang perjuangan seorang mantan pasien terapi kejiwaan. Pat, setelah dinyatakan boleh kembali ke rumah, ia begitu bersemangat untuk bisa kembali pada (mantan) istrinya Nikke. Padahal, Nikke lah yang menjadi sebab Pat harus dirawat di Baltimore.

Dalam misi “balikan” itu, Pat tidak sengaja bertemu Tiffany, perempuan yang juga pernah menjalani terapi karena depresi setelah suaminya tewas dalam kebakaran. Tiffany berhubungan seks dengan 11 rekan kerjanya di kantor sehingga ia dipecat.

Tiffany yang memunyai akses untuk menemui Nikke berjanji akan membantu Pat menyampaikan surat kepada Nikke. Syaratnya Pat harus mau menjadi partner Tiffany dalam kompetisi walts dance (tewasnya suami membuat Tiffany kehilangan partner). Awalnya Pat menolak karena rasa cintanya pada Nikke. Namun, permasalahan keluarga membuat Pat akhirnya mau. Selain itu, Tiffany dan keluarga Pat telah membuat kesepakatan berbohong kepada Pat bahwa dalam kompetisi itu Nikke akan datang.