Laman

Kamis, 17 Maret 2011

wibawa

bagaimana bisa? ha!

s
e
lalu

setiap belajar dan menelaah materi-materi yang mebyebutkan nama-nama semacam Aristoteles, Plato dsb, apalagi yang ada kaitannya dengan filsafat, saya bertanya(tanya):


"benarkah 
Islam adalah agama yang terakhir muncul? 
benarkah? 
tidak adakah yang bisa memberikan saya informasi bahwa fakta-fakta tersebut telah ditukar? 
bahwa tanggal-tanggal itu telah diganti?"

haloo, 
kita semua harus tahu , dan mungkin memang sudah tahu bahwa Allah adalah pencipta alam semesta bagaimana mungkin Islam muncul di barisan belakang, di negara ini.
aku mau jawaban!

Rabu, 16 Maret 2011

mungkin ini saatnya introspeksi diri

"ada saat ketika kamu merasa suatu hal kecil yang sulit kamu ungkapkan, telah membuat tiba-tiba kamu diam. merasa kosong. dan kamu menyepi." >> ini tweetku sore ini. setelah pemotretan (pengurus Sema)

banyak hal kecil yang terjadi hari ini, bahkan setiap hari. pernahkah kamu tiba-tiba diam karena suatu hal? 
kalo aku bukan pernah, tapi terkadang. 
setelah kutelaah sedikit lebih dalam, sebenernya k\'kesulitan' yang kita rasakan itu disebabkan oleh berbagai hal:

malu
sulit menerima kenyataan
sulit memahami suatu hal
emang lagi kacau



aku adalah tipikal orang yang suka dengan rahasia. jarang bercerita (secara lisan).
ke
nya
taan
nya 

"menyimpan rahasia adalah hal menyenangkan. namun tahukah betapa menyiksanya rahasia itu saat mendesak untuk dijabarkan."

mungkin selain suka rahasia, aku juga tipikal yang sulit percaya dengan seseorang. ada dua hal yang begitu senditif dalam hidupku yang jika kamu menyinggungnya, akan ada yang berderai-derai. dan itu adalah saat aku 'terluka' karena belum (juga) sanggup menerima kenyataan itu.

tapi hari ini. aku diam karena hal lain. bukan dua hal tadi.
Tuhan...
"seandainya ada alat pendeteksi hati, aku mau pake buat membahasakan apa yang semrawut sekarang. "

mungkin sebaiknya aku introspeksi diri, aku harus tahu apa yang sedang Tuhan ingin katakan.

Senin, 14 Maret 2011

edisi galau

setelah menempuh kurang lebih 4 semester di Fakultas Ilmu Budaya Undip, ternyata s u l i t untuk menyadari kenyataan bahwa ini sungguhan.


sore tadi saya dan yayuk baru saja mengikuti jalsah ruhiyah, semacam liqo/ kajian untuk mencharge  ruhiyah, jiwa. tema yang diangkat adalah taubat. namun seperti biasa saya tak pernah sepenuhnya mengikuti. di sela kajian, pasti kami akan menyelipkan diskusi (sendiri). at least, satu hal yang saya ingat sampai malam ini adalah, Murabbi sore tadi mengatakan bahwa 


kita harus mencari tahu, menelaah apa yang sebenarnya Tuhan maksudkan atas setiap kejadian yang Ia hadirkan.

 sama seperti postingan saya kemarin, bahwa segala sesuatu akan terlihat bisa saja jika hanya dilihat secara kasat mata. 
memasuki semester 4 ini, sebagian mahasiswa sastra indonesia angkatan 2009 mendapatkan 24 sks sehingga bisa mengambil mata kuliah 2 sks di semester 6. sayangnya, sebagian teman-teman saya berencana akan mengikuti peminatan linguistik. jadi, ada 3 peminatan di jurusan sastra indonesia, yaitu Sastra Indonesia, Linguistik, dan Filologi. berhubung semua jadwal pada linguistik semeter 6 bentrok dengan jadwal kami semester 4, akhirnya mereka beralih pada mata kuliah pilihan, Pengkajian kesenian tradisional. saya sendiri mengambul peminatan sastra dunia atau biasa juga disebut sastra bandingan. 

awalnya saya mengira bahwa ruang lingkup sastra dunia/ sastra bandingan hanyalah sastra luar/ terjemahan, sebagaimana teori Remak , namun kemudian dipatahkan oleh Pak Sapardi dengan teorinya yang menyatakn bahwa : sesunggunya sastra bandingan lebih ditujukan pada studi sastra yang melampaui batas kebudayaan. artinya, tidak harus sastra belgia, perancis, amerika dan semacamnya yang bisa dibandingkan, melainkan jawa, sunda, lampung, bali dan yang lainnya pun bisa.>> setidaknya ini yang saya catat dari kuliah hari kedua bersama pak Sukarjo Waluyo. 

dari sinilah tercetus dalam pikiran saya untuk membandingkan karya sastra daerah kelahiran saya, Lampung, dengan karya sastra Jawa, pada Tugas akhir nanti. saya pun mulai mencari tahu di mana sekiranya saya bisa mendapatkan karya sastra berbahasa lampung. langkah awal saya adalah ngewall Pak Isbedy Stiawan, dari beliau saya mendapatkan rekomendasi nama seseorang yang ternyata juga merupakan tokoh di Lampung, yaitu Udo. Z. Karzi. dari Udo (Udo adalah sebutan kalau tidak salah Paman dalam adat lampung) inilah saya mengetahui sebuah kenyataan yang sulit saya terima. berikut ini wall singkat kami.


selamat siang, Udo (sapaan)
saya mau tanya, kirakira bisa menemukan cerpen/ novel berbahasa lampung dimana ya?
saya sedang kuliah di luar lampung, dan sepertinya (akan) membutuhkan karya sastra berbahasa lampung. terimakasih :)
5 hours ago ·  ·  · See Friendship

    • Udo Z. Karzi 
      hingga saat ini, boleh dibilang baru ada empat buku berbahasa lampung: momentum (kumpulan sajak udo z. karzi, 2002); mak dawah mak dibingi (kumpulan sajak udo z. karzi, 2007); di lawok, nyak nelepon pelabuhan (kumpulan sajak oky sanjaya, 2007), dan cerita-cerita jak bandar negeri semuong (kumpulan cerpen asarpin aslami, 2007). ke depan diharapkan semakin banyak buku sastra berbahasa lampung yang akan terbit. semoga.

      sayangnya, buku-buku yang sudah itu sudah langka.

      2 hours ago · 

    • Destaayu Wulandari jadi, saya gak bisa mendapatkan buku" itu?
      about an hour ago · 

    • Udo Z. Karzi coba tanya info yang pegang buku itu. saya adanya masing-masing 1 eksemplar.
      about an hour ago · 

    • Destaayu Wulandari di percetakannya juga ga memungkinkan kah, Udo?
      about an hour ago · 

    • Udo Z. Karzi di penerbit? kayaknya dah distribusikan semua.
      about an hour ago · 

    • Destaayu Wulandari hmm. yaudah kalo gtu. saya coba cari info ke mereka. makasih banyak Udo..
      about an hour ago · 

    • Udo Z. Karzi sama2. ato... kapan pulang ke lampung? nti saya usahakan nyariin.
      about an hour ago · 

    • Udo Z. Karzi ok, kabari juga kalau pulkam.
      about an hour ago · 

    • Destaayu Wulandari oke, insyaallah..
      about an hour ago · 

    • Destaayu Wulandari baru masuk semsester lagi, biasanya tiap libur semster baru pulang. oh gtu. dengan senang hati, mohon dikabari ya Udo :)

ternyata, geliat sastra di tanah kelahiran saya begitu memprihatinkan. dan ini membuat usikan kecil di hati saya, haruskah saya mengubah rencana awal untuk mengambil peminatan sastra indonesia kepada Filologi? haruskah? haruskah??? (dramatisasi)
bahkan sebelum akhirnya saya meyakini untuk mengambil sastra indonesia, saya harus merelakan cita-cita yang saya rajut jika mengambil peminatan linguistik (saya punya impian besar pada peminatan linguistik, namun darah sastra seperti membakar semua itu).
what should i do?
tahukah kalian, kegalauan yang saya rasakan ini menjadi 'semakin' setelah saya tiba di blog Udo . 

Minggu, 13 Maret 2011

ladiest first in fact

ini bukan tentang seberapa aku (kami) gede rasa atau seberapa ganteng dia.
pagi tadi, pas aku sama yayuk pulang dari kajian ahad dhuha di maskam Undip, kami dihadapkan pada suatu perlakuan yang sungguh menyenangkan.


jadi ceritanya. motor kami akan belok di jalur sah buat belok (apaan ya namanya). pokoknya ini tuh jalur belok yang biasanya ada di jalan yang berjalur dua, ngerti ga ngerti, pokoknya di tembalang tuh jalannya berjalur dua. nah, kita mau belok yang di depan bakso gang tunjung sari. di saat yang sama sebuah motor mau belok dari arah berlawanan, jadinya yayuk berhenti dengan maksud membiarkan motor itu duluan. eh, malah motor itu ikutan diemm. kita sempet diem-dieman sebentar sampe akhirnya masnya yang ngendarain motor ngangguk sambil senyum. kami pun jalan duluan. 


seperti biasa. kita berdua kalo misalnya ngeliat hal aneh dan unik bakal senyum tanda paham (sepaham). 
"seneng ya digituin. contoh laki-laki yang pengertian ya gitu" kata yayuk
"ini baru yang namanya ladiest first. padahal tadi masnya bisa aja langsung nyelonong lewat duluan"

Aku Membaca


Aku Membaca

Tahukah kau, pagi tadi kubaca lembar pertama wajahmu
: di kehidupan kedua
Pada pengantarnya, sekelumit masa lalu berbaring menjaring matahari

Koma, itukah kaki-kakimu, Tuan?
Menggambar jejak di jalanan yang baru kemarin kau lewati
Kau melewatinya lagi

Di bab pertama, kau tersenyum mengawali waktu
Jejarimu, memeluk asa yang membuncah nyaris tumpah
Kau genggam mimpi dengan tinta matamu
Lihat.
Matamu berkantung, Tuan.

Aku membaca, bahwa kau kerap membaca kami
Dari pagi hingga larut, mungkin.
Ini begitu tebal, halaman kerap mengekor tak mau putus
Bab pembahsan ini sungguh monoton
: aku bosan

Dan, Jika ini sebuah penutup, lalu dimana kesimpulan.
Aku membaca, setumpuk aksara tanpa tanda(tanda).

Tembalang, 6 maret 2011


Sabtu, 12 Maret 2011

catetan maksa

beberapa hari ini salah satu kegiatan yang gua lakiuin untuk ngisi waktu luang- awal semester- adalah baca novel. sampe hari ini, gua udah nyelesain "Rembulan Tenggelam di Wajahmu" Tere Liye sama "Rahim"nya Fahd Djibran. tadinya gua pingin bikin resensi testimoni, tapi gatau kenapa berasa ada sindrome yang selalu ngalangin imajinasi gua untuk bikin prolog -alasan- 

yang jelas dua buku itu keren banget, dan wajib baca. sedikit bocoran (mudahmudahan kapankapan sempet bikin testimoni khususnya) RTW bercerita tentang kebijaksanaan Tuhan dalam memberikan segala sesuatu kepada manusia tidak akan melebihi kapasitas kesanggupan kita. sedangkan Rahim adalah buku unik yang tampil dengan gaya penceritaan berbeda, menceritakan tentang kehidupan manusia di alam rahim yang ga pernah kebayang selain baca buku ini.

 intinya, dari dua buku yang gua sebutin di atas adalah: 
setiap hal yang hanya dilihat secara kasat mata tidak akan menunjukkan apa-apa, biasa aja. justru rahasia dibalik setiap hal itulah yang penting, karena rahasia memang dibuat sebagai penyemangat untuk melanjutkan hidup di hari esok. dan gua baru tau kalo ada orang -akun- sekreatif pocong.
(kalimat yang benerbener gak nyambung) 

jadi gini, pocong adalah sebuah akun di twitter dan koprol yang sempet booming pada masanya, dan sekarang dia tetep eksis di dunia(nya) maya. yang unik dari pocong ini adalah, dia selalu tampil ngocol ala raditya dika, kalo lagi kumat suka ngaku-ngaku sebagai artis indonesia. dulu (biar dramatis) gua yang penasaran tentang siapa dia, sempet percaya pas dia mengatasnamakan Dude Herlino di tweet nya, eh besoknya dia ngaku Derby Romero *tuing

whateverlah, 
yang jelas gua suka dengan inovasi yang dia buat. gua suka dengan aktivitas menulisnya. 
buat yang pingin tau gimana sih sebenernya pocong, jalanjalan ke twitter atau blognya. dia adalah konsultangenes hantu pertama yang gua tau. semoga aja secepatnya anggota keluarganya yang lain membuat inovasi baru daripada sekedar nakutnakutin orang.

lompat

Senin, 07 Maret 2011

Dimanakah bisa kutemukan?



Dimanakah bisa kutemukan?

Rintik adalah hujan yang tertahan
Dari celah matamu yang hapir patah, aku sembunyi
Lebam-lebam sunyi masih nyata di pintumu
: sebuah cinta yang tertelan batu

Aku, sebuah rintik yang menjelma hujan
Disanakah kau?
Di jalanan yang basah, di tepi penjual tanya
Siapakah kau?

Kutemukan basah di bekumu
Di pekat malam yang tertelan pagi
Aku masih mencari

Tembalang, 6/3/11