Laman

Minggu, 26 September 2010

------------------------- baling-baling puisi

Baling-baling Puisi

September 18, 2010 at 1:17am
 setiap orang punya caranya sendiri untuk menghibur dirinya, kalau saya, berpuisi, yaitu membaca (sekedar membaca; tanpa suara) dan menulis puisi .

tahu kenapa puisi bisa membantu saya menemukan titik titik ketenangan?
karena menurut saya, betapapun terkadang puisi nampak berlebihan dalam melemahlembutkan keadaan, (ada juga sih puisi yang diksinya malah lebih dari teriakan halilintar) pada hakikatnya, puisi lahir dari Hati, (dan tahukah kamu bahwa Allah kerap berbisik pada hati kita) walaupun terkadang ada pemilihan diksi yg kurang tepat, tetap saja itulah pilihan yang disetujui Hati u' kemudian dituliskan dalam larik.

oya .menilai puisi itu tidak bisa disamakan dg menilai narasi atau cerpen.
pada puisi ada baling-baling makna yang arahnya tak mungkin sanggup dihitung ketika ianya berhasil berputar dan menerbangkan imajinasi tiap pembaca .

pembuktian kecilnya,
pernahkah kamu membaca sebuah note, dan ketika sampai di bagian akhir kamu meng.klik LIKE, padahal tak sepenuhnya kamu memahami perdiksinya?
nah, itulah, sesuatu yg lahir dari hati insyaallah akan sampai pada hati juga.

jadi, tidaklah bijak jika memaknai puisi hanya dari satu sudut pandang, apalagi sampai menjudge, penulis ini itu atas tulisannya .

AKU KAMU DIA MEREKA, bahkan baru sebagian kecil dari subjek atau objek yang tersentil atas pemaknaanya, kenapa? karena benda mati pun bisa masuk kedalamnya.
puisi hanyalah representatif penulis atas apa yang ia lihat dan rasakan atas diri dan sekelilingnya ^^

surat terakhir

September 18, 2010 at 11:21am

kau masih ingat kapan waktu seolah sejenak menarik napas?
saat matamu kau lipat serapat perekat
;tersumbat
aliran darahmu berdegup satu kali selama beberapa jam,
juga ketika malam samasekali menjadi pecundang untuk sekedar membangunkan pagi.

aku bersedih jika kau benarbenar sudah lupa,
sebab itu berarti aku gagal memperpanjang benang layang-layang di hatimu yang begitu lapang
dimana aku sempat tak pulang
; kau terlalu meruangkanku

ingatkah kau kapan terakhir aku datang untuk menjenguk gubuk kita yang tumbuh di belantara ketakpastian?
waktu itu aku tak sengaja meneteskan setitik api dari mataku yang jengah ke atap alang-alang

sungguh, aku duka jika kau lupa

--------
dengan seadanya luka, kuremas surat yang kemarin kau semat di kotak pos
; matamu
surat bersampul merah jambu sekaligus merah darah pada tintanya

-------

ini hanyalah satu dari surat terakhir yang akan rutin kukirimkan padamu
kusematkan satu rindu di bawah tanda tanganku
------
begitu akhir surat
terakhirmu yang pertama

Selasa, 14 September 2010

-------------------------------------matamu menikung menderasi hujan

matamu menikung menderasi hujan


jika petang ini kutemukan kau (lagi) dalam hujan berinai
biar kutangkup beberapanya yang jatuh mengair wadah

kering, kutemukan kemarin di parit tempat kau menyemai pedih

adakah hujan masih kau tadah
jika pada keadaannya
tak juga kau temu teduh di sisa mendungnya

deras.
kusibak kubangan di langkah sebelum kakimu
setelah kemudian kau menikung dari mataku
matamu yang sayu
menderasi hujan
hujan (yang) kehilangan nada


lamsel 12910

------------------------------------------akhirnya realis juga reuni kita, alhamdulillah

Kenangan.

Apa sih yang bisa kalian lakuin sama kenangan?
Tergantung kali ya. Kalo kenangannya indah ya dinikmatin sambil terus diinget-inget dan bersyukur.
Tapi kalo kenanangannya bikin males. Yaahh, pasrah ajalah . hhee

Naah. Ngomong-ngomong soal kenangan, kemaren lebaran ke-2 tepatnya tanggal 13 September 2010, gue sama temen-temen kelas IIIA alumni SMPN 1 KATIBUNG Lampung Selatan ‘06 membuka album kenangan sekaligus nambahin isi albumnya, setelah 4 tahun gak ketemu. Jiaah.

Ceritanya, kemaren itu kita reuni kecil-kecilan. Ideutama dating dari Reo, trus kita koordinasi sejak sekitaran sebulan sebelum hari H. kalo ditanya apa kendalanya, ya lumayan banyak. Dari yang kalo di message fb gak bales. Di sms juga gak konfirmasi, menjelang hari H bahkan pas hari H tiba-tiba gak bisa dan blab la bla. Overall. Semuanya itu gak bererti apa-apa pas acara kita akhirnya kejadian. Judul acaranya “Reuni Kecil-kecilan Kelas IIIA”.

Rencananya sih kita bakal ngacaranya di pantai Selaki. Tapi karena pada ngaret, akhirnya ampe sekitar jam 11 semuanya baru pada kumpul. Lumayan banyak sih, dari 40-an isi kelas waktu itu, sekitar 15-nya bisa dateng. Secara gak terencana akhirnya rumah gue dipakek buat reunian.

Yang pertama dateng Muji sama Bihaqi. Trus gak lama dateng de Via dwi larashinta, Desi suprihatningsih, Koyo dan sepupunya. Trus yang laen pun berdatangan, Reo sama Prita, Aldi, Faisal, Eko, Bowo, Ario sama temennya, TRUS May minta di susul sama Eko, Pulung, ada juga temennya via (temen apa co-nya gak tau).

Jujur, gue gak tahu konsep apa yang lagi kejadian kemaren. Yang jelas pas uda pada ngumpul kita semua langsung aja nyambung. Kongek-kongekan. Nginget beberapa kejadian konyol pas di sekolah dulu, diantaranya
-         Kejailan anak-anak co nyebarin aroma jengkol di sekitaran kelas IIIA dan IIIB,
-          Kalo gak Faisal, Bowo,Aldi joget-joget di depan pintu, ampe akhirnya dipanggil ke Kantor guru karena dikira ngeledek guru
-          Kisah berantemnya Koyo sama Reo yang sampe ngangkat-ngangkat kursi
-          Tragedi masang klise kebalik yang bikin kita gak punya foto perpisahan SMP
-          Keisengan anak-anak co yang ternyata suka merhatiin (baca: ngntip) anak-anak ce, sampe ternyata mereka tahu bahwa waktu itu salah satu guru sejarah pas kita kelas II lagi dapet
-          Nginget guru Fisika pas kelas I yang kalo ngomong selalu, maaf, muncrat J
-          Nginget betapa malesnya pas kita kelas I disuruh piket WC ampe dikejer-kejer bu Nurjayanti
-          Nginget salah satu guru honor yang ndeso-nya gak ketulungan, udah gitu selama satu semester pas kita kelas II harus ngulang pelajaran semester I.

Ahh, banyaklah pokoknya. Di sela serunya acara ketawa-ketawa itu mereka juga tetep ngelawak. Pokoknya gak ada yang berubah sih. Mereka semua tetep konyol. Apalagi kemaren si Bihaqi (anak paling jail) sempet ngegeludak dari kursi gara-gara duduknya mepet-mepet siring teras. Ada juga bahasan yang katanya si Pulung uda Married tapi gak ngaku. 

Siang itu gw gak ada persiapan sama sekali di rumah. Selain semua orang di rumah juga lagi pada keluar. Akhirnya gw ketempuhan nyiapin semuanya. Dari -si Faisal yang request minta kopi ampe makan siang. Dubrag. Gak papa sih, gw malah seneng soalnya kan belum tentu juga setaun sekali, tapi kan gw repot sendirian. Akhirnya dengan segenap kebiasaan di diri gw, gw beli 8 bungkus Torabika Moka, 7 bungkus Mie instan dan 5 bungkus kerupuk. Oiya, Desi, duit lo belum gw balikin tau \lol\

Sebelum maksi, pas gw dan beberapa Ibu-ibu PKK to-be lagi masak mi, anak-anak co ikut ke belakang, mau sholat dzuhur katanya. Ngeliat mereka pada sholat jadi inget pas kita dulu ikut pelajaran tambahan menjelang UN. Seru!!! Apalagi pas liat jahilnya mereka saling ganggu yang lagi sholat. Hahahah, dasar rakceto! Gak inget umur.




Well. Setelah puas ngobrol di rumah, akhirnya jam 2 kita jadi juga berangkat ke pantai J di sana kita foto sesiion. Ini dia jadinya…

foto sebelum nyemplung, yang ngetake Prita :)



Makasi ya teman-teman J sukses buat kita semuah. Yang kuliah, yang uda married, yang gawe, do the best  for what we have! Love youuuuuuu…

Senin, 06 September 2010

-------------------------------------------Sekedar bercerita

 
Kepada kau,
Se-rupa teduh yang sejak semusim lalu kusemai di ladang kering
: hati
—sepi
Ini kubawakan pagi untukmu,
Biar teduhmu kian pagi, tak menemu siang apalagi senja yang menanti malam

Kepada kau,
Bilakah kau pinjami kaki untukku berlari
Atau sekedar bersembunyi
Dari teduhmu yang kian menjelma bisu
                Sunyi
                                Sepi

Lamsel. 6910

Sabtu, 04 September 2010

------------------------------------------ emangnya 'gue' salah apa sama 'aku'?



belakangan, katanya sih, 2010 adalah tahunnya anak-anak alay. . gatau kenapa sih, tapi yang jelas emang tahun ini penyakit satu itu makin merambah aja, bahkan sampe-sampe menjangkit ke orang satu ini walaupun tekana batin menyibling dia di fesbuk, tapi apalah daya gue sebagai seorang kakak yang menyayangi adiknya (lebaaaay).
===========================



sebenernya gue tuh pingin nulis ini..

cerita dulu yee.
sebenernya gue mulai pakek kata ganti 'Aku' itu pas gue masuk kuliah. sebagai anak SMA yang uptodate (jiaah bahasa lo, enggak ennggak, gue cuman jadi siswa SMA pada umumnya, yang minimal selalu tau lagu-lagu terbaru karena sering denger radio dan aktif di Rohis-- ???-- termasuk alay doong. LOL), gue gapernah ngebayangin kalo hidup di Semarang harus sekalem itu. karena kebanyakan tementemen gue asli jawa yang notabenenya bahasa jawa adalah bahasa sehari-hari, jadinya gue harus menerapkan pribahasa "Di mana bumi di pijak, di sana langit di junjung" gue harus bisa menghargai mereka dengan berbicara sopan. well, ngomong pakek lo-gue di lingkungan fakultas gue, emang terkesan waghu-- rancu. tapi bukan berarti gue memandang miring, tetep ada kok anak-anak gaool nya. hhe. Semarang kan kota besar, lebih besar dari Lampung. tapi kalo gue perhatiin, Lampung berada di posisi lebih atas dalam hal keeksistensian lo-gue [pendapat], mungkin pengaruh lebih deket jakarta kali ye. lhoooo ?)*<"

pernah si gue paksain pakek bahasanya orang jakarta yang udah di adopsi sebagai bahasa anak gaul ini sama beberapa temen baru yang menurut gue berkompeten. tapi ahh, tetep waghu. akhirnya gue nyerah dan harus membiasakan diri dengan aku-kamu.


intinya.
apa sih salah 'gue'
emangnya kalo ngomong pakek gue, kesannya sombong ya?
kalo menurut gue sih tergantung sikon.
begitu juga dengan aku-kamu, emangnya berlebihan ya kalo seseorang berbicara dengan akuan?
gue kalo ketemu temen SMA bakal berlaku sebagaimana gue di SMA, tapi kalo gua lagi di lingkungan kampus-- di Semarang, yaa gue juga tau diri laah :) apalagi jurusan gue kan Sastra Indonesia yang akrab banget dengan bahasa baku dan EYD. so, openmind please :)

========================= pertama kalinya minta tanda tangan sama penulis

beberapa bulan lalu, sekitar akhir Juli gue sempet ngalamin satu hal yang sama sekali gak pernah gue rencananin sepanjang 18 tahun, atau setidaknya selama gue jadi mahasiswa. suatu pagi, beberapa jam sebelum gue bali ke Lampung, gue dengerin Prambors, pagi itu Raditya Dika jadi guest starnya. pagi itu Bang Dika cerita  tentang buku terbarunya "Marmut Merah Jambu" dan rencananya jam 2 siang bakal ada talk show di Gramedia Pandanaran. pagi itu sih gue lagi males-malesan, ehh ga ada angin gaada ujan kok tiba-tiba otak gue menstimulasi,
"Lo kudu ke Pandanaran sekarang juga! kapan lagi ketemu Raditya Dika!"

iih, males lah. mana gue belom mandi. packing juga belon kelar. tapi akhirnya gue berangkat juga. jam sembilan gue uda kelar packing dan uda mandi, rapi, wangi, siap berangkat. karena agak lama nunggu bis, gue nyampe Semarang bawah sekitar dzuhur, jadilah gue sholat dulu di masjid sebelah gramed. jam satu gue meluncur ke lokasi. pas naek ke lantai dua, belom ada tanda-tanda pengunjung talk show, semuanya masih keliatan biasa aja, walaupun banner uda di pasang lengkap ama meja kursi n koleksi Bang Dika lengkap. 

masih sejam lagi, pikir gue. akhirnya gue muter-muter dulu. sekitar empat puluh menitan lah. ehh, gak lama tuh lantai dua mulai riweh, ternyata pengunjung baru dateng sekitar jam segini, gue yang emang belum punya satu pun bukunya Bang Dika lagsung ke kasir sambil bawa satu buku. 
"Oiya, belum beli spidol. gak lucu lah kalo misalnya gue udah di depan Bang Dika malah bengong keg orang oon"
"Lo mo ngapain?" (bayangan gue)
"Minta tanda tangan Bang"
"Lha pake apa. pake jempol gue?"
==============

acara ngaret sekitar 10 menit. o'on nya gue adalah, pas uda lima menit sebelum jadwal acara malah masih di kasir. alhasil gue gak dapet kursi buat duduk. lagian si petugasnya sengaja bener ngasih kursi mepetmepet, cuma sedikit pula. hedeww, brdirilah gue (selama hampir dua jam, tapi untung kita yang pada berdiri di suggest untuk lesehan)

ternyata Bang Dika gak cuma kocak di bukunya. pas acara talk show dia emang keliatan "gila" secara natural. ahh, gue kelamaan sih mending tulisan ini, jadinya kemistrinya uda ilang. langsung ajalah ke akhir acaranya ya. acaranya berjalan sekitar 2 jam. jadi perkiraan acara bakal baru kelar sekitar jam 4, sedangkan jam 5 gue kudu udah di pool bis untuk pulang. parahnya, perjalanan Pandanaran-Tembalang sekitar 50 menit, itu pun kalo masih di atas jam 4!

udah gak jelas bentuk muka gue (Bang Dika juga) yang jelas gue pingin buru" balik. perhatiin dong, ampe bukunya aja kebalik :D
huh. syukurlah sekitar jam setengah 4 acara kelar. acara inti yang gue niatin akhirnya dateng juga. sesi tanda tangan. Oia. asiknya Bang Dika adalah, dia bilang bakal nungguin semuanya ampe dapet tanda tangan, jadi sebenernya gak perlu berebut dulu-duluan. (Bang Dika baik ya )

=======================

gue punya beberapa tips buat lo kalo misalnya belum pernah sama sekali dateng ke acara bedah buku dan kepingin atau tiba-tiba suatu saat ada di acara itu.

satu  stay on the spot maksimal 10 menit sebelum acara dimulai. lebih dari itu gue saranin mending lo mutermuter dulu. soalnya lo cuman bakal kelitaan kaya orang o'on melongo gaje.

dua kalo lo punya bukunya, jangan lupa bukunya lo bawa yee, yaah daripada dianggurin halaman utamanya. kan lumayan ada hiasan tanda tangan penulisnya langsung. mksalnya belum punya, ada dua option, pertama lo beli di toko buku itu, atau lo nunggu keberuntungan, biasanya di awal acara bakal ada sesi bagi-bagi buku n souvenir gratis. tapi beware, kalo Bang Dika biasanya ngasih buku dia kaya ngelempar sendal :D

tiga misalnya tiba-tiba lo inget bahwa lo gak bawa pena ato spidol, gakperlu panik. biasanya yang punya gawe uda siap spidol marker

empat jangan lupa untuk bawa camera atau minimal hpe. sayangkan, momen berharganya kalo gak di sav.

Ini beberapa tingkah nya Bang Dika selama acara

di awal-awal, Bang Dika sempeet riweh gara-gara masalh soundsystem n geraaah



tingkahnya Bang Dika pas meragain gaya-gaya anak alay di fesbuk, termasuk ngeledek masmas yang kerja di Gramed :D
kalo gak salah ini lagi ngeledek salah satu penyanya yang ngebet dapet buku n souvenir

Kamis, 02 September 2010

=----------------------------------Menghitung waktu, Mencatat yang kuingat

Kepada teman lamaku,  Reo Panggi


Selalu di setiap keterjagaanku
Kutulis beberapa kata yang sempat kuingat
: dari mimpi
Lalu kubuka jendela tempat Kau menyemai cahaya
Tepat di bagian akhir penghambaan selalu kugelar gamang di depan pintuMu
Tentang beberapa yang berhasil kucatat disaksikan jendela

Sampai kemudian Kau memintaku berjalan
Menemu satu-dua kesusahan
Merengkuh tiga-empat kepedihan
Dan semua lumat dalam senampan penungguan
Kau menuntunku pulang,
Diantar sesinar senja berawan
Selepas malam kuulangi sehari tadi dengan seperempat malam



Begitulah.
Sebelum aku menjadi diriku ini
Menempa ketangguhan dengan lima-enam keyakinan.
Bahwa hidup serupa pisau bertuan

Lampung selatan, 20 agustus 2010

----------------------------------------------Semarang di dualima derajat

pucat 
tak putih bukan hitam

basah
tak hingga merendam
dinding
batang pohon
rumput
paping
tanah

dualima di sisi kanan, kaca, berbingkai
segores awan, pucat
tak hitam bukan putih

titik titik jatuh
tak luka juga suka

matamu tak sanggup nyala
tertindih pucat
terbungkus lembab
dingin

ah, semarang indah ketika hujan

tembalang, 5 juli 2010
d. a wulandari

----------------------------------Pengandaian-pengandaian

 
Semisal kau bukanlah sebuah kotak tanda tanya 
Dan aku juga bukan tanda seru
Pasti sebuah kalimat tlah berakhir dengan tanda titik

Bila saja waktu bukan jaring laba-laba yang menyeringai
Seikat karangan bunga ‘kan sampai di rumah batu itu

Mengeja satu-dua pengandaian yang jejaknya berakhir di tepi
Kau atau pun aku, tak ‘kan mungkin mampu
Menghapus satu-dua kalimat di secarik malam,
Bahkan kehilangan penghapus, kita

Sekarang hendak apa,
Pensil dan penghapus sudah lenyap di makan kata
Tinggal sesiul angin malam ‘kan mendiktekan pengandaian-pengandaian yang bercerita di sana
Nanti mereka datang kemari,
: “Aku ingin pinjam telinga kalian, akan kami pindahkan sebentar di beranda sana, itu, yang misuh-misuh di dekat jantung”
Katakan saja “Ya”
Setelah itu kau boleh mengambilnya kembali, untuk kemudian pergi.

Tembalang, 3 maret 2010

------------------------------------------ KACA MATA --



kutemukan matamu dibungkus kaca
teduh ialah cahya yang sampai di pekat ku mencari
jika itu ketaksadaranmu
biar kurangkum satusatu cahya
biar sekali hujan
dan aku berteduh
matamu dibungkus kaca!


lamsel, 23810

======================Malam selalu punya diksi




Sekedar melukis wajahmu


Aku punya sejuta warna di bawah kanvas


Namun kuas akan menjelma pisau jika sedikit saja kugoreskan sketsa samar tentang matamu yang tak pernah usai melinangkan butir rindu





Lampung selatan, 8 ags 2010

======================= halaman terakhir yang belum kutemukan ujungnya


Tembalang, 9 Juli 2010
Sekitar jam 11 malam
*sengaja kutulis jauh lebih awal. dan jangan tanyakan apa pun ya ... mungkin akulah yang pertama mengucapkan, selamat ulang tahun :)
                                     
Malam tak pernah lupa
Menuangkan dingin pada gelas pekat
Lamat-lamat sepi terteguk
Dan ingatanku akan berlarian
Tak tentu
Di selapang malam, tak berujung
Kecuali pagi
 

Rabu, 01 September 2010

============================Ketika sunyi



Malam,
atas nama Senja yang kini menghilang,
kau sempat dipersalahkan

tembalang, 29 juni 2010

========================wajah ibu di jendela


Pernah kupasang tirai di sana
Agar mentari tak bisa mengintip meja makan di pagi
“Risih!” ujarku pada suami
Suatu waktu, sebelum pagi
Putri kecilku terjaga dalam mimpi
: adzan subuh mengunci mata (ku)

Dalam pejam menyibak tirai
Tiba-tiba tergambar di jendela
Setumpuk jauh
Wajah
Suara
Dan cinta yang terluka
Dulu.
Di jemariku pisau menuang darah
--Maaf, Ibu.
Langkahku terlanjur bertunas jarak
Tapi aku tak bisa lari

Lampung selatan, 22 agustus 2010

============================== Ketika merindukanmu, aku bicara tentang cinta: mencintai (mu) tidak lebih dari sekedar menunggu




Ketika merindukanmu, aku bicara tentang cinta: mencintai (mu) tidak lebih dari sekedar menunggu

Cinta yang fitri kata orang bijak adalah buah yang tak mengenal musim dan dapat dipetik oleh siapa pun. Begitulah seharusnya kamu mencintaiku dan sebaliknya.
Ketika seperti itu, risiko yang harus dihadapi adalah jika ternyata kamu mencintai orang lain atau sebaliknya orang yang kamu cintai telah sedang mencintai orang lain. Kalo emang tulus, yaa ikhlas bukanlah suatu pilihan melainkan keharusan.

Mencintai, ketika sekarang, ketika masih seorang lajang adalah tidak lebih dari suatu penungguan. Menunggu sampai seseorang yang memang ditakdirkan oleh-Nya datang. Menunggu apakah orang yang kita cintai sekarang adalah memang dia orangnya, atau seseorang yang kita cintai sekarang tidak lebih dari buku untuk mempelajari cara mencintai seseorang yang akan dikirimkan oleh-Nya.

Mencintai adalah pilihan. Analoginya adalah:
Seseorang yang begitu kamu kenal, katakanlah sahabatmu, mengabarimu, entah dari telpon, sms, imel, fesbuk, twitter, ym atau apapun, bahwa seseorang akan datang untuk menemuimu pada suatu saat nanti, meskipun belum ada penjelasan tentang kapan tepatnya seseorang itu datang, temanmu hanya bilang bahwa seseorang itu PASTI akan datang. Sebelum mendapatkan kabar dari temanmu itu, kamu adalah seseorang yang punya kesibukan, entah itu kuliah, bekerja atau sekedar melakukan kegiatan kecil lainnya. Lantas, setelah mendengar kabar itu apa yang kamu lakukan? Menghentikan semua aktivitas dan mempersiapkan segala sesuatu untuk menyambutnya, atau sekedar menunggu dengan tetap melakukan rutinitas seperti biasa? Semuanya adalah pilihan. Menunggu atau pun tidak, seseorang itu pasti akan datang.

Begitu juga dengan mencintai seseorang. Allah sudah menuliskan tentang 4 hal yang pasti terjadi dalam kehidupan kita, salah satunya adalah jodoh. Ketika kita tahu bahwa seseorang akan datang, apakah lantas kita akan berdiam diri? Itu adalah pilihan.

Ketika suatu waktu, setelah kita baligh. Perasaan cinta kepada seorang lawan jenis merupakan hal yang wajar. Ketika kita bertemu dengan seseorang, seketika ada yang membuat jantung kita berdegup dan kita biasanya kita akan dibuat gelisah, sampai akhirnya memutuskan bahwa kita telah jatuh cinta pada seseorang tersebut. Sejak saat itu kita kerap menyisihkan waktu untuk membayangkannya, mencoba melukiskan wajahnya di kanvas hati kita, atau sekedar memejamkan mata untuk mengatasi kerinduan yang kian hari kian bermekaran. Ah, na’udzubilah. Cinta yang disebabkan karena kecintaan kita kepada Allah tidak akan mungkin sampai menjerumuskan kita pada titik kesalahan, dosa.

Semakin dewasa, seharusnya kita semakin sederhana dalam mencintai seseorang. Jangan sampai perasaan cinta itu melebihi apa yang kita persembahkan kepada Allah. Ketika kamu mencintai seseorang, ketika cinta it uterus kita rawat, percayalah cinta itu akan tumbuh subur di hati kita. Sekali lagi itu adalah pilihan yang tidak perlu kita permasalahkan. Namun, terkadang kita salah dalam menafsirkan perasaan cinta yang kita tumbuh kembangkan kepada seseorang. Ketika kita tahu bahwa orang yang kita cintai itu mencintai orang lain, setelah banyak pengorbanan kita akukan untuknya, kita akan kecewa, bahkan marah. Na’udzubillah.


Coba sekali lagi kita renungkan. Mencintai seseorang, ketika kita adalah seorang lajang, adalah sebuah pilihan. Ketika kita memilih untuk tidak mencintai siapa pun, seseorang akan tetap datang, sebab Allah telah menciptakan kita secara berpasang-pasangan.

Namun perasaan cinta adalah anugerah, yang jika kita mampu merawatnya dengan baik, itu akan menjadi sebuah berkah. dalam penungguan itu, kita pasti akan bertemu banyak orang. kita tidak pernah tahu kapan akan mencintai seeorang, atau bahkan tiba-tiba mencintai orang lain, lalu tiba-tiba melupakan. percayalah, cinta itu adalah karunia-Nya. yang karunia itu tidak akan pernah hadir jika Allah tidak menghendakinya,

Dan mencintaimu, adalah keberuntungan. Sebab darimu aku belajar bagaimana menjadi ikhlas ketika aku tahu bahwa kamu belum juga mengerti apa yang kurasakan, menjadi ikhlas karena telah mempersiapkan diri jika akhirnya aku tahu bahwa kamu sedang mencintai oang lain, menjadi ikhlas sebab aku tahu, seseorang pasti datang untukku. Aku sepenuhnya menyadari, untuk apa sakit hati ketika tahu bahwa kamu tak mencintaiku. sebab mencintai (mu) tidak lebih dari sekedar menunggu, bahkan mengisi waktu luang sambil online, makan coklat, baca buku atau apalah. yaah, walau terkadang, ketika sepi benarbenar berwajah rindu, aku akan bersedih, tak tahu kenapa aku harus bersedih.


Tembalang, 7 juli 2010
d.a wulandari
Top of Form
Bottom of Form

=============================Just The Way You Are



Oh, her eyes, her eyes, make the stars look like they're not shining
Her hair, her hair, falls perfectly without her trying
She's so beautiful, and I tell her every day
Yeah, I know, I know, when I compliment her she won't believe me
And it's so, it's so, sad to think that she don't see what I see
But every time she asks me do I look ok, I say
When I see your face, there's not a thing that I would change
Because you're amazing, just the way you are
And when you smile, the whole world stops and stares for a while
Because girl you're amazing, just the way you are
Her lips, her lips, I could kiss them all day if she let me
Her laugh, her laugh, she hates but I think it's so sexy
She's so beautiful, and I tell her every day
Oh, you know, you know, you know, I'd never ask you to change
If perfect's what you're searching for then just stay the same
So, don't even bother asking if you look ok
You know I'll say
When I see your face, there's not a thing that I would change
Because you're amazing, just the way you are
And when you smile, the whole world stops and stares for a while
Because girl you're amazing, just the way you are



8untuk donlod lagunya, klik judulnya yaa :)