Laman

Selasa, 09 Maret 2010

======================= negeriku, cafe senja

Pernah ga, kalian tiba-tiba merasa suka dengan suatu istilah, ungkapan, perumpamaan, pengandaian dan hal semacamnya?

Akku mau cerita, beberapa tahun yang lalu (wedjyan, padahal baru dua tahun yang lalu, hhe) tepatnya waktu akku kelas dua es em a. akku menemukan sebuah novel, mungkin ini novel pertama yang akku baca, akku menyimpulkan ini ya baru beberapa waktu kemarin, kira-kira enam bulan lalu, karena akku baru tahu, apa sih yang di maksud dengan novel.

Novel ini menjadi satu-satunya novel Indonesia paling inspiratif yang pernah ku baca, selain karena tema nya yang gak cinta-cintaan, novel ini sungguh mengajak imajinasikku berlarian kealam bebas, membayangkan gimana setting yang di gambarkan penulisnya. Judul novelnya “Negeri Senja” karangan Seno Gumirah Ajidarma, akku jatuh cinta dengan novel ini.

Tapi, akku sempat –tertawa kecil—mendengar keterangan dari dosen pengampu Pengantar pengkajian Sastra, semester satu kemarin, ceritanya gini:
Waktu itu kami lagi membahas tentang Hakikat dan fungsi karya sastra,
Jadi, hakikat karya sastra adalah kreatif dan imajinatif, kreatif maksudnya bahwa karya sastra merupakan suatu hasil ciptaan, imajinatif berarti khayalan. Ada sebuah rumus dalam mata kuliah kajian sastra : X+Y=Z, dimana X= kenyataan, Y=imajinasi, khayalan, kebohongan, dan Z=karya sastra. Jadi, dapat di ambil kesimpulan bahwa karya sastra hanya akan tercipta jika di dalamnya ada unsur nyata dan dusta, loh? Bukan, akku hanya terlalu berlebihan mengungkapkannya, bukan dusta, tapi kebohongan, bahasa halusnya khayalan.

Ehh, akku baru ingat, ternyata waktu itu kami bukan sedang membahas tentang hakikat karya sastra melainkan perbedaan novel serius dan popular ( hhe, berarti akku sekarang membuat karya sastra ya, kan di dalamnya ada unsur khayalan=kebohongan, hha)

Di tengah perkuliahan, akhirnya terjadi diskusi, dan dosen kami itu, yang lebih suka jika dipanggil mbak daripada ibu, meminta kami untuk menyebutkan judul novel serius yang pernah kami baca, dengan semangat yang di atas 37 derajat celcius, akku mengacung jari, dengan bangganya berujar : “NEGERI SENJA, mbak”
“Karangan?” celetuknya.

“Emm, emm…” ahh, udah keren bisa nyebutin judul novel, malah ga tau siapa nama pengarangnya, bisa-bisa satu kelas menyangkakku sedang membuat karya sastra lagi , hhe.

Beruntung, dosen kku itu tak ( ... )

bersambung dulu yyya ....
hhe..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar