Laman

Minggu, 14 Maret 2010

==========================cara terANEH sepanjang sejarah negeri senjakku



Satu keanehan lagi terjadi dalam hidup kku. There’s a hole in my heart and something has been put on it, that something is … you.
Sejak Tuhan memberi kku perasaan bernama love, berbagai cara telah tertempuh untuk mengekspresiakannya. Tapi menurutkku, semuanya biasa saja, there’s nothing special.
SD, SMP,  dan SMA… semuanya biasa saja, caranya biasa saja, jatuh cinta itu biasa saja, ini menurut Efek Rumah Kaca.
Tapi memang benar, jatuh cinta itu biasa saja, kalau kita sering mengalaminya. Dalam hidupkku, jatuh cinta kepada seorang lawan jenis itu merupakan sesuatu yang jarang, jatuh cinta dalam arti sesungguhnya, bukan sekedar perasaan sekali lewat, berikut ini kronologinya.
Waktu SD, akku kelas lima, jatuh cinta dengan seorang yang baru pindah ke sekolah, akku punya nama khusus untuknya : UPRINO… wajah oriental yang merupakan hasil kolaborasi suku Jawa dan Lampung itu telah memesona kku, dan perasaan itu masih melekat di salah satu sudut di hatikku, tak tahu pasti letaknya dimana, karena tinggal percikannya saja.
Masuk SMP, ketika kelas delapan, virus meja mengejar-ngejar kku dengan begitu ganas! Akku lari dan sembunyi, tapi naas, ketika lengah virus itu berhasil menerobos kulitku sampai-sampai menelusup ke salah satu lubang di hatiku. Dan virus itu dengan cepat menyebar keseluruh tubuh, menggerogoti akal sehat, merusak hati dan terkadang melukai perasaankku sendiri. Kenapa? Karena si pengirim virus seperti tak acuh, uhh! Bisa-bisanya akku jatuh cinta pada adik kelas, memalukan. Tapi sungguh, perasaan ini kerap timbul tenggelam, tak mau hilang, sampai sekarang. Namanya, Jend. Satoedeh Yosah. Beberapa waktu setelahnya, akku membuat kolaborasi nama kami, nama yang akku sangat menyukainya : YURINOKA YOSAHA.
SMA, akku gak ngerti. Di panggung pementasan bernama SMA, ga ada kisah cinta yang bisa kku kenang, sama sekali!
Hmm, ga kerasa ya, 18 tahun lebih 3 bulan akku hidup di panggung pementasan bernama dunia. Sekarang akku udah jadi mahasiswa.
Jadi mahasiswa, jurusannya sastra Indonesia, kampusnua Universitas Diponegoro semarang. Bangga dong, karena dulunya akku menganggap bahwa kampus ini berprestis untuk kapasitas kku sebagai putra daerah yang ga pernah keluar dari provinsi, sama sekali.
Awal kuliah, ga ada tanda-tanda pengejaran dari virus meja yang konon akan terus berkembang biak. Ugh! Lagi-lagi akku terserang.
Ini adalah kisah yang akku sendiri ga ngerti gimana nyeritaiannya. Virus meja itu menyerangku dari posisi yang berbeda sama sekali dan cara yang ANEH!
Virus itu tiba-tiba muncul ketika akku lagi nulis sebuah puisi di note facebook, puisi yang ga tahu kku tujukan pada siapa. Tiba-tiba sebuah coment mulai menyerangku dengan rudal bernama tanda tanya, apa maksudnya? Ketika itu akku ga mau berkesimpulan. Mungkin coment itu lahir dari kapasitasnya yang memang mahasiswa sastra Indonesia, sama sepertikku. Aktivitas saling memberi coment pada note itu berubah jadi suatu rutinitas. Di notenya, akku pun sering memberi coment. Yang perlu di garis bawahi adalah, coment yang kku tuliskan itu berkaitan dengan tema puisinya. Biasanya setelah akku memberikan komentar, dia akan membalas coment itu, di bagian awal coment-coment itu terlihat wajar, tapi akan berubah jadi suasana senja yang tenang, indah tapi penuh dengan kemisteriusan di bagian-bagian akhir, ga bisa diterka apa makna yang tergambar di belakang sana. Yang kku tahu, temanya satu, perasaan. Perasaan apa, akku masih menuliskannya dengan judul “Tanda Tanya”.
Akku ga pernah ada niat untuk menghitung, tapi kalo akku flashback, kira-kira tiga bulan kebiasaan itu ‘lah berlangsung. Dan akku menikmatinya, apalagi akku tahu, setiap tulisan yang ia ciptakan mengandung makna mendalam dengan diksi yang memukau dan alur yang menggiurkan. Akku jatuh cinta dengan tulisannya, semua, dan terbesitlah dalam benakku, akku akan memanfatkan kebiasaan ini untuk memperkaya diksi dan memperbaiki kualitas tulisankku. Kami pun tenggelam dalam. Karena dalam setiap komentar, akku merasakan seperti ada nyawa yang mendesirkan darah segar berlabel hati.
Beberapa waktu kemarin, tepatnya  libur semester satu. Akku merasa seperti melakukan pertemuan denganya pada suatu setting yang terbentuk dari kepingan perasaan-perasaan tanda tanya diantara kami, ahh! Entahlah apa namanya. Waktu itu, akku sengaja “keluar malam” dengan sebuah status di facebook, pukul sebelas kira-kira. Waktu itu, akku sedang ingin mengeluarkan semua “syaraf tanda tanya” yang ‘lah beranak pinak bergelayutan di ranting otak, ada apa sebenarnya? Apa maksudnya? Kenapa pikirankku terbawa-bawa? Kira-kira itu makna status kku yang tarangkai dalam sebuah puisi.
Jujur, akku ga pernah merencanakan pertemuan yang nantinya ia sebut sebagai sebuah “persidangan”. Akku benar-benar ga paham, tapi ya udahlah, kku ikuti alur yang ia ciptakan. Malam itu kami perang status. GILA!
Perang itu akhirnya berakhir, lagi-lagi dengan suasana senja yang tergambar jelas di benakku. Tuhan… selamatkan akku.
Setelah  malam itu, akku semakin bingung. Akku takut dengan perasaan yang berjudul “kesalahpahaman” atau tepatnya akku salah tangkap dengan suasana senja yang Ia tawarkan dalam setiap kesempatan.
Dan akku mulai terpuruk, karena baru tersadar, virus meja terkekeh di depanku.
“Berhasil… berhasil” akku dengar jelas kata-katanya.
Terserah, akku terlanjur kagum dengan senja yang menghampar luas di “kanvas kosong berbingkai”, kalaupun nantinya akku dikabarkan bahwa ternyata akku salah tafsir terhadap makna senja itu, akku tak apa. Karena walaupun nantinya ia memaparkan maknanya, membahagiakan atau menyakitkan, akku telah mejadikan senja itu sebagai lukisan yang tergantung di “kamarku”. Ini pengakuan.
Di bawah lukisan senja di “kamarku”, 14 maret 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar