Laman

Kamis, 22 Desember 2011

"whatever will happen, i just pray at the end"


0:14
sekitar 2 jam lalu saya terbangun, ahh bukan bukan. ternyata masih juga saya sombong ya. selama ini saya tidak pernah terbangun, melainkan dibangunkan. dan saya pikir itu berlaku untuk semua orang, yang memiliki Tuhan.
entahlah. saya awalnya berniat menyesal karena menuliskan ini di blogspot. sejak beberapa bulan lalu saya telah sepakat hanya akan menuliskan hal-hal yang bersifat umum, tidak pribadi semacam ini. tapi jujur, saya rindu untuk dibaca, sebab di tempat saya yang satu itu (tempat menuliskan hal pribadi), tidak banyak yang mengetahui.
sebenarnya beberapa blog teman juga ikut menstimulasi tulisan ini. well, saya kembali pada satu pendapat: TULISAN ADA UNTUK DI BACA --> semoga ini menginspirasi.

saya dibangunkan. entah untuk alasan apa, tapi saya kira, Tuhan ingin saya datang dan menceritakan segalanya. hah! nyatanya saya malah bicara pada internet, dan blog ini kalian.
dua hal yang langsung muncul dalam benak saya setelah sebelumnya saya memutuskan untuk mematikan lampu kamar dan membiarkan Bob Dylan bernyanyi tanpa henti "Mr. Tambourine" (lagu ini kana menjadi pesakitan saya beberapa waktu ke depan, mungkin).

pertama, orang yang memeberikan lagu ini, kedua masalah di organisasi.
untuk masalah pertama syaa hanya ingin bilang, "segalanya akan kembali pada suatu awalan. kita semua hidup sendiri, tanpa apapun, tanpa siapapun". tapi yang saya sesalkan, ini seperti tidak berakhir pada waktu yang saya rencanakan. masih banyak hal yang ingin saya bagi dan tanyakan. tapi entahlah, yang jelas saya memang harus siap dengan segala kemungkinan. entah ini sudha berakhir atau belum. "TERSERAH", saya ulang kata itu, yang kalau kamu yang mendengar, begitulah rasanya.

kedua, siang tadi teman saya, pemimpin umum LPM Hayamwuruk mengabarkan bahwa tulisan saya di majalah Hayamwuruk edisi XXI/2011 telah sampai ke Jakarta. sebenarnya saya masih belum sepenuhnya memahami kata "sampai", apakah hanya sampai secara lisan atau tulisan. saya menanggapinya secara postif:

saya : wooo, keren ya =D
dia: aku serius dest
saya: iya...

saya tersenyum ketika itu. tapi ini bukan tanpa alasan. sebelum akhirnya tulisan itu disetujui oleh redaksi untuk dimuat dalam rubrik Jaring, saya telah melewati suatu tahap perenungan. apa yang saya tuliskan adalah fakta (yag terbungkus aib atau entah aib yang terbungkus fakta , lihat postingan saya INI;  ) keputusan yang menguatkan saya adalah: kalaupun pada akhirnya saya telah melakukan kekeliruan yang menyebabkan saya tertimpa masalah katakanlah dikeluarkan drai kampus, saya siap. KARENA SAYA YAKIN DENGAN APA YANG SYAA TULISKAN, SAYA PUNYA BUKTI-BUKTI YANG BISA DIJABARKAN. SAYA BERANI MEMPERJUANGKAN KEBENARAN. bahkan, syaa sempat berpikir konyol, bahwa betapa keren jika saya dikeluarkan dari kampus hanya karena tulisan yang menyentil birokrasi kampus (fakultas --> jurusan). tapi yang membuat saya agak berpikir lagi adalah, apa yang akan dirasakan orangtua saya? ah sudahlah, Tuhan ada bersama saya. whatever will happen, i just pray at the end. Allah and mommy are with me"

tadinya saya ingin ceritakan ini pada orang menjadi subjek pada masalah pertama saya, tapi karena suatu alasan yang saya tidak bisa pahami, saya ucapkan terima kasih. SIMPAN SAJA HAPEMU DALAM LEMARI...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar