ruangan berukuran absurd itu memang sudah tak lagi mengeluarkan uap panasnya. sejak beberapa menit yang lalu kipas angin butut warisan leluhur telah menyala. saya juga sudah tidak sendirian. beberapa teman telah datang untuk sekedar diskusi ringan.
tiba-tiba, teman saya meminta agar ruang ditutup, ada hal penting yang harus kami bicarakan. ternyata ini menyangkut isu "panas" yang baru saja berhembus dari tungku penggarangan. saya, setiap kali sedang memikirkan suatu isu, baik sendiri maupun secara komunal seperti ini, kerap berbelok sebentar ke arah lain. isu, memang merupakan kabar angin yang masih sangat berpotensi untuk diselidiki guna mendapatkan fakta yang mungkin terselip di dalamnya. namun, tak jarang isu yang coba kami angkat untuk sebuah berita dibungkus oleh suatu aib. akhirnya, ketika isu itu telah berubah menjadi fakta, ia tetap fakta beraib. lalu bagaimana cara memisahkan berita fakta beraib ata berita aib berfakta? adakah aturan dalam jurnalistik yang membicarakan hal ini?
tiba-tiba, teman saya meminta agar ruang ditutup, ada hal penting yang harus kami bicarakan. ternyata ini menyangkut isu "panas" yang baru saja berhembus dari tungku penggarangan. saya, setiap kali sedang memikirkan suatu isu, baik sendiri maupun secara komunal seperti ini, kerap berbelok sebentar ke arah lain. isu, memang merupakan kabar angin yang masih sangat berpotensi untuk diselidiki guna mendapatkan fakta yang mungkin terselip di dalamnya. namun, tak jarang isu yang coba kami angkat untuk sebuah berita dibungkus oleh suatu aib. akhirnya, ketika isu itu telah berubah menjadi fakta, ia tetap fakta beraib. lalu bagaimana cara memisahkan berita fakta beraib ata berita aib berfakta? adakah aturan dalam jurnalistik yang membicarakan hal ini?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar