Aku Membaca
Tahukah kau, pagi tadi kubaca lembar pertama wajahmu
: di kehidupan kedua
Pada pengantarnya, sekelumit masa lalu berbaring menjaring matahari
Koma, itukah kaki-kakimu, Tuan?
Menggambar jejak di jalanan yang baru kemarin kau lewati
Kau melewatinya lagi
Di bab pertama, kau tersenyum mengawali waktu
Jejarimu, memeluk asa yang membuncah nyaris tumpah
Kau genggam mimpi dengan tinta matamu
Lihat.
Matamu berkantung, Tuan.
Aku membaca, bahwa kau kerap membaca kami
Dari pagi hingga larut, mungkin.
Ini begitu tebal, halaman kerap mengekor tak mau putus
Bab pembahsan ini sungguh monoton
: aku bosan
Dan, Jika ini sebuah penutup, lalu dimana kesimpulan.
Aku membaca, setumpuk aksara tanpa tanda(tanda).
Tembalang, 6 maret 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar