Laman

Rabu, 08 Februari 2012

dua penunggu di kereta


ada yang tertinggal di kereta kita menyusuri ingatan
kau, dengan diam yang kian terbata-bata seolah ingin katakan
bahwa perjalanan tak lebih dari penungguan yang bernyawa
diam-diam kita menyusun cerita di jendela yang basah oleh sisa hujan kemarin sore
"tak perlu berhenti menunggu, teruslah berjalan dengan rindu-rindu yang selalu tunas pasca jarak yang menua"
kulihat bibirmu terbakar oleh kemarau yang tiba-tiba menyusup lewat jendela


kita akan terus menunggu
hingga waktu benar-benar mati
hingga apa yang menghidupi kita habis oleh kemarau yang tak pernah sampai ke matamu itu

sebab di perjalanan ini, kita adalah 2 penunggu yang tersesat di gerbong yang sama
saling menulis cerita di jendela
aku dengan rindu retak di saku
kau dengan kemarau yang terbawa-bawa

hujan kembali tiba di luar jendela
membawa kita pada kemarin yang begitu rapuh
kita hanya bertemu dalam penungguan tak bertuju
di kereta kita saling menunggu masa lalu kita sendiri-sendiri

lampung selatan, 8 februari 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar