Laman

Rabu, 26 September 2012

Sepasang Sayap yang Tak Lagi Punya Angin



Di sebuah petang yang lengang kudapati samar-samar jejak yang tak habis tersapu angin
Tak jauh dari kerangka bangku taman yang nyaris runtuh, sepasang sayap tergeletak
Sekadar mencari dan menemukan yang tak lagi dianggap ada, sayap itu setengah bicara
Kirinya menangis. Ada ratap yang tak sempat diterbangkan
Kanannya hanya diam. Ia lupa bagaimana cara mengepakkan pesan
Sayap yang bisu, nyaris mati.
Ke mana harus dibawanya risau yang pelan-pelan mengiris setiap ingatan
Ke mana perginya tubuh yang menopang?
Ia tak lagi tahu harus menyampaikan apa
Angin tak lagi mengenali sosok yang cukup tua untuk ditinggalkan
Bahkan mungkin, langit telah menemukan sepasang sayap lain yang lebih kokoh yang tahu ke mana harus membawa pesan bagi hidup
Bahwa hidup memang tak pernah menjadi sama
Cinta bisa berbelok sesuka angin
Dan sayap, tak punya kuasa jika tak ada yang lagi menginginkannya
Diam-diam kusempurnakan penghapusan jejak yang semula samar sambil menguburkan sayap yang tak lagi punya angin.

Semarang, 26 September 2012