Laman

Senin, 10 Januari 2011

"Sekelumit Kenang-kenangan Kegiatan Sastrawan di Zaman Jepang"

sebagai seorang penyair dan sastrawan yang keterlibatannya dalam dunia sastra hanya sebentar, Chairil Anwar sudah sangat fenomenal. kefenomenalannya tersebut dibarengi dengan kesan misterius yang melekat dalam dirinya yang meninggal di usia muda. namun terlepas dari itu semua, chairil adalah sosok tangguh yang berani menyuarakan aspirasi sastra dengan caranya sendiri. ulasan tambahan mengenai ini dapat dilihat di  blog hidupdarihidupku.blospot.com
realitas keberanian sastrawan pertama yang membuat saya menyukai puisi ini dapat dilihat dalam kutipan di bawah ini,


pada suatu malam diadakan acara pembacaan saja k atau deklamasi yang dilanjutkan diskusi di Kantor Pusat Kebudayaan. setelah Rosihan Anwar mendeklamasikan sajak Sutan Takdir Alisjahbana berjudul "Astana Rela" dengan gaya yang lazim berlaku pada masa itu, tampillah seorang pemuda barbaju lusuh dan berjabritan tidak bersisir yang dengan lantang mengatakan sajak STA sudah ketinggalan zaman. pemuda itu pun menegaskan bahwa sebuah sajak harus mengandung vitalitas, dan vitalisme harus diterapkan dalam seni tiap seniman harus seorang perintis jalan yang dengan penuh keberanian dan tenaga hidup memasuki hutan rimba penuh biatang buas atau mengarungi lautan lebar tak bertepi. seniman adalah tamda kehidupan yang melepas bebas. dan pada saat itulah pemuda berbaju lusuh yang kemudian diketahui bernama Chairil Anwar tanpa diminta orang lantas membaca sajaknya sendiri yang berjudul "Aku"


terhadap sajak itu, pada mulanya Rosihan Anwar mengaku tidak menaruh perhatian. akan tetapi kemudian, sadarlah bahwa malam ketiak Chairil Anwar membacakan sajaknya "Aku ini Binatang jalang", sesaat setelah mengecam STA, pada hakikatnya adalah malam bersejarah dalam kesusatraan Indonesia. 
 (Yudiono KS: Pengantar Sejarah Sastra Indonesia: 92)
http://blog.its.ac.id/hannysaputro/2008/08/26/puisi-chairil-anwar-aku/

Sabtu, 08 Januari 2011

suka= gak suka

seberapa besar sih perbandingan antara hal yang kamu suka dan gak suka di dunia ini?

ngomongin masalah suka & gak suka, berdasarkan data dan fakta yang kuperoleh selama ini , ternyata perbedaan antara keduanya sangat tipis bahkan  nyaris   ga ada. percaya gak?
mari kita lihat kenyataan di bawah ini...!
waktu kecil dulu, aku 'males' banget yang namanya minum susu kalo rasanya bukan yang coklat. jadi mamaku menyiasatinya dengan selalu membeli susu coklat supaya aku (termasuk kakak dan adikku) tetap minum susu di masa pertumbuhan. 

suatu hari pas aku ikut mama belanja, sempet ada yang sampe bilang gini (ibu-ibu di pasar)
"mba, saya minta susu rasa coklat ya?"
"kenapa gak vanila aja bu, kan nutrisinya lebih banyak"
"tapi anak saya sukanya susu coklat kok mba"
"alahh, bilang aja gak sanggup beli, kan vanila lebih mahal!"
*dialog dilebih-lebihkan biar seru bacanya

gara-gara aku, akhirnya semua orang di rumah terpaksa harus ikut-ikutan minum susu rasa coklat. dulu susu favorit keluargaku adalah dancow. sebenernya dari dulu th aku uda heran, "bukannya dancow cuma buat anak-anak ya, tapi kenapa orangtuaku jadi ikutan minum?"
oya, pernah suatu ketika mama kehabisan susu coklat karena telat pesan ke tetangga kami yang memang kerja di pabrik dancow. berharap aku bakal memaklumi keadaan itu, mama nekat buatin aku susu waktu sarapan. haha. tidabisa tidabisa  aku tutup mulut. akhirnya, daripada mubazir, mama dapet ide untuk nyampurin kopi bubuk ke dalam susu rasa vanila. nah, kan berubah noh warnanya, baru deh aku minum #dasar anak kecil  oon .
sampe SMA kelas X kalo gak salah, aku keukeh  ga suka sama susu vanila. mending gausah minum susu kalo aku dipaksa minum susu rasa itu. kalo ditanya kenapa, aku jawab, karena rasanya tuh sedikit amis, jadi hidungku ga betah mencium aromanya, bisa-bisa sarapanku keluar lagi.

akhirnya, seiring bertambah usia , kedewasaan juga nambah, entah kenapa aku mulai suka susu rasa vanila, tapi masih lebih suka kalodikasih yang rasa coklat atau stroberi. baru setelah masuk kuliah, aku bener-bener mengalami keadaan yang berbalik. setiap cari susu di minimarket, aku selalu cari rasa vanila dan rela gak minum susu kalo ga ada yang rasa vanila.

==============================
hal lain yang juga sering kualami adalah masalah selera. 
entah itu selera musik, pakaian, sampai teman dan gebetan. waktu itu aku inget banget gak suka sama yang namanya lagu X, anti b a n g e t pokoknya! tapi gak lama setelah aku bilang ke temenku bahwa aku gak suka lagu itu, besoknya sekali denger di radio langsung donlod di 4shared .
aku juga pernah bilang ke temen, "aku tuh sebel banget ya sama ce berjilbab yang kalo pake aju sebatas lengan, nanggung baget!" eehh, gak lama malah aku kalo lagi kemproh pake baju sebatas lengan. makanya aku lagi khawatir nih, kan sekarang yang lagi tren ce ce berjilbab yang 'norak' itu kalo pake aksesori ada kiwir-kiwir di atas kepalnya. adooh, gak tahan dah ngeliatnya, ya Allah, jangan sampe aku terjangkit kenorakan macam itu, aku berlindung dari perilaku norak yang terkutuk ya Allah, aminn .

oya, hal terakhir yang baru kualami adalah waktu temenku si Kribo bilang,
"Desta, kamu beli tetralogi Pram dong, ntar aku yang baca. hahah"
kubilang, "gimana ya, aku liat covernya aja udah males, ga tau kenapa"
"wah, berarti kamu gak sreg ya sama Pram"
"Iya kayanya"
ehh, malemya aku jadi kepikiran buat beli tetralogi penulis yang komunis pada masanya itu, tapi mahal banget deh kayanya.


satu hal lagi sebenernya. aku gak suka nih sama hp BB, tapi mulai khawatir* 

===================================
ini adalah beberapa hal yang membuatku berkonklusi bahwa gak ada perbedaan antara suka dan gak suka, semuanya cuman berkaitan dengan masalah waktu. kapan kita suka dan kapan kita gak suka. pada dasarnya manusia itu suka dengan hal baru. dan sayangnya, hal baru hanya ada pada hal yang gak pernah kita suka dan selalu kita hindari. so, bener banget kata Tuhan kita,  

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)

jadi mulai sekarang, bersikaplah secara wajar ^^

Senin, 03 Januari 2011

refleksi dalam karya sastra

sampai detik ini, mungkin masih banyak yang memandang sebelah mata Sastra. tapi seandainya mereka tahu, bahwa karya sastra lahir dari kehidupan, yang di dalamnya ada manusia. mungkin karya sastra kelihatannya tidak seeksis bidang ilmu lain, tapi maukah kalian mengakui bahwa karya sastra adalah refleki kehidupan yang jika dinikmati akan menyadarkan kita tentang suatu hal yang telah atau akan terjadi.

setelah di penghujung yang kerontang (aku terjaga)


By Destaayu Wulandari · Saturdaypui
hujan adalah gersang
kerontang di gelas basah tentang galau
menyambutmu sambil seperti ingin runyam

pagi

entah apa mungkin bagaimana
kudapati lagi wajahmulah embun
lahir dari sisa-sisa kembang api yang basah di terompet kusam
kemrungsung telah mati
aku terjaga dan rupamu berganti 

kafesenja, satusatusebelas

Sabtu, 01 Januari 2011

ketika itu saya masih duduk di bangku SMA kelas xi. di saat itulah saya mengenal istilah Motivator. bahwa ia adalah seseorang yang kita butuhkan ketika kepenatan hidup merongrong sampai nyaris memutuskan asa. ia bukan Tuhan, tapi mungkin "bayang-bayang" Penunjuk jalan yang akan membantu kita kembali pada sumbu kehidupan yaitu harapan. dan motivator pertama saya adalah Kakak saya satu-satunya, yang darinya saya belajar untuk memanage diri dan waktu, meski sampai sekarang belum juga sempurna. darinya saya mulai menyukai buku bacaan. terimakasih Mas...
ini video motivasi pertama yang saya temukan di file komputernya waktu itu, semoga bermanfaat :)