Kesan pertama yang terasa sejak melangkahkan kaki
di bawah gapura Pasar Baru adalah seperti berada di tempat bernuansa Tiongkok.
Entah kenapa. Mungkin karena bentuk gapura utamanya yang demikian itu, lengkap
dengan warna merah khas imlek.
Sesungguhnya
Pasar Baru memilik pola yang mirip dengan pasar Malioboro Yogyakarta. Sama-sama
memiliki dua sisi sebagai lapak dagangan. Bedanya, di Malioboro, kedua sisi itu
dipisahkan oleh Jalan Malioboro yang dapat dilalui kendaraan umum. Akses pembeli
berada di emperan toko, berjejalan dengan para pedagang.
Sedangkan di Pasar Baru, tak ada jalan
raya sebagaimana di Malioboro. Justru jalan itu merupakan akses utama bagi
pejalan kaki. Selain itu, ada atap kanopi yang tinggi menjulang, membujur dari
gapura depan sampai belakang sepanjang kira-kira 2km. Sayangnya, atap itu hanya
bisa melindungi pengunjung dari terik matahari, tapi tak bisa melindungi dari
basah saat hujan turun.
Sebagaimana
di Malioboro, barang yang dijual di Pasar Baru pun beragam. Mulai dari jajanan
kaki lima hingga karpet mahal ada di sana. Tentunya masih ada sesi
tawar-menawar, tergantung ketentuan penjualnya. Bila beruntung, Anda bisa
menjadi member atau langganan yang berkesempatan mendapatkan potongan harga.
Pasar
Baru terletak di Jakarta Pusat. Ada sensasi tak tergantikan saat berada di
dalamnya. Di mana kesan Jakarta yang modern berpadu dengan pasar tradisional
tapi tak kampungan. Jangan lupa untuk menyempatkan diri mampir ke Pasar Baru
bila Anda sedang berada di Jakarta. Akses menuju Pasar Baru terbilang mudah.
Ada bus City Tour yang akan langsung mengantar Anda ke depan Pasar Baru secara
gratis. Tapi bila Anda menggunakan bus Transjakarta, turunlah di Halte Pasar
Baru yang tepat berhadapan dengan Gedung Kesenian Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar