Apakah kamu seorang mahasiswa yang sedang galau memasuki semester penentuan peminatan dalam jurusan? Jika ya, tenang saja. Galau bisa jadi pertanda baik asalkan disikapi dengan baik pula. Jadi, saat sedang merasa galau atas apapun, jangan berfokus pada rasa galaunya, tetapi pada solusi. Ibarat jembatan, galau harus dilalui agar bisa sampai ke seberang.
Umumnya peminatan terjadi pada semester
5-6. Bila banyak mahasiswa merasa galau di semester itu, wajar. Sebab peminatan
yang dipilih itu akan sangat berpengaruh pada proses penggarapan skripsi. Tapi
benarkah juga akan berdampak pada masa depan karier? Belum tentu.
Sebetulnya menentukan peminatan tak
serumit yang dirasakan. Misalnya kamu mahasiswa jurusan Sastra Indonesia
Universitas Diponegoro. Di jurusan itu memang ada banyak mata kuliah yang
diberikan di semester-semester awal. Tapi memasuki semester menengah ke atas,
pihak jurusan akan menawarkan tiga peminatan sebagai fokus studi mahasiswanya.
Tiga peminatan itu adalah Sastra Indonesia, Linguistik, dan Filologi. Apapun
pilihannya, satu hal yang perlu digarisbawahi yaitu ketiganya sama-sama baik
dengan spesifikasi masing-masing. Tugas kita hanyalah memilih satu yang terbaik
untuk diri sendiri.
Langkah terpenting sebelum menentukan
pilihan adalah introspeksi. Pertama introspeksi nilai, kedua introspeksi minat
atau passion.
a. Introspeksi nilai merupakan cara sederhana
untuk mengetahui peminatan terbaik bagi diri kita. Ada yang bilang bahwa
akumulasi dan dominasi nilai dari suatu mata kuliah bisa jadi tolok ukur minat
seseorang. Itu ada benarnya. Tapi bagaimana bila nilai yang selama ini
dikumpulkan dalam transkrip bukan hasil kerja pribadi.
Nah, maksud dari introspeksi nilai adalah mengingat baik-baik mengenai
perolehan nilai yang terangkum dalam transkrip. Apakah semua nilai itu
merupakan hasil dari pengerjaan tugas dan ujian by yourself, atau ada campur
tangan orang lain. Sebab bila ada campur
tangan orang lain, akumulasi nilai itu akan tidak akurat hasilnya sebagai
patokan dalam menentukan kecenderungan minat seorang mahasiswa. Ini betul-betul
penilaian pribadi.
b. Introspeksi minat/passion adalah upaya
kilas balik soal lebih ke arah mana kecenderungan minat seorang mahasiswa. Coba
ingat dan rasakan baik-baik, selama ini lebih banyak semangat kuliah di kelas
apa dan saat mengerjakan tugas mata kuliah apa. Biasanya, rasa suka dan
semangat itu akan tercermin dalam perolehan nilai-nilai dalm transkrip. Tapi
tetap tak menutup kemungkinan bila kamu keukeuh mau ambil peminatan yang justru
selama ini kamu ogah-ogahan kuliahnya. Asal punya tekad, kadang takdir pun
menyerah pada kegigihan seseorang.
Jangan terkecoh
dengan teman-teman yang kamu anggap tidak serius dalam kelas, tapi selalu bisa
dapat nilai bagus. Seringkali kita hanya mampu menilai apa yang tampak, bukan
apa yang terselubung. Saat ini tugasmu hanya fokus introspeksi diri agar ke
depan proses penggarapan skripsi bisa lancar. Sebab, selain harus menguasai
materi kajian, hal terberat yang kerap dialami mahasiswa tingkat akhir adalah
kerasanya perjuangan melawan putus asa selama penggarapan skripsi.
Beberapa hal yang perlu
diantisipasi soal skripsi antara lain:
- Sikap dosen pembimbing yang berubah drastis dengan saat mengajar di kelas, jadi super sensitif.
- Sikap staf di Kantor Jurusan yang juga jadi menyebalkan. Entah karena lelah menghadapi mahasiswa yang mondar-mandir atau memang kita yang berubah menyebalkan.
- Sulitnya menemui dosen pembimbing karena sibuk di luar kampus
- Rasa putus asa karena harus bolak-balik
revisi
Dan kejengahan menghadapi pertanyaan: Kapan sidang, kapan wisuda, dan kapan-kapan lain yang selalu mengekor. Percayalah, ada masa ketika pertanyaan berawalan “kenapa” ini terasa begitu menyudutkan diri sendiri, salah satunya ya saat menggarap skripsi. Padahal, pertanyaan itu hanya perlu ditanggapi positif dan santai, jangan terlalu dipikirkan. Sebab sebagaimana bayi, skripsi akan memilih sendiri tanggal sidangnya.
Kelak, saat kamu sudah wisuda dan masuk ke dunia
kerja, semua itu seolah tak ada artinya. Apa yang kita lalui selama menjadi
mahasiswa adalah murni proses. Kadang, tak semua jurusan yang kita pilih, baik
itu dengan penuh kesadaran atau keterpaksaan bisa mengantar kita pada karier
yang diimpikan. Tapi tetaplah berjuang meraih mimpi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar