Slagi (23/7) Senin siang sudah menjadi kegiatan rutin bagi ibu-ibu
PKK desa Slagi, Kecamatan Pakisaji, Kabubaten Jepara untuk berkumpul di Balai Desa.
Mereka biasa menghabiskan waktu di sana untuk arisan, melakukan simpan pinjam,
bahkan untuk sekedar mengobrol.
Namun
hari itu berbeda. Sejak pukul 1 siang, Balai Desa sudah diramaikan oleh tiga
belas mahasiswa KKN-PPM (Kuliah kerja nyata-Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat)
Universitas Diponegoro, Semarang yang ingin mengadakan pelatihan pembuatan
keripik dan kerupuk ampas tahu. Di desa Slagi, tahu merupakan produk unggulan.
Desa yang terdiri dari 4 dukuh ini memiliki 7 pabrik tahu yang hasil
produksinya sudah dipasarkan ke beberapa daerah di Kabupaten Jepara. Namun, masyarakat Desa Slagi belum banyak
yang memanfaatkan tahu menjadi olahan-olahan makanan dan belum melihatnya
sebagai peluang usaha. Kebanyakan masyarakat Slagi mengolah tahu sebagai
makanan pokok sehari-hari tanpa melihat adanya banyak peluang dari diferensiasi
produk tahu.
Mahasiswa
KKN-PPM melalui program “Pelatihan Pembuatan Keripik dan Kerupuk Ampas Tahu”
berusaha memberi edukasi dan keterampilan mengolah tahu menjadi beberapa produk
sekunder melalui demo masak dan pemberian resep diferensiasi produk olahan tahu
seperti nugget tahu, pepes tahu, dan steak tahu. Melalui program ini,
diharapkan ibu-ibu PKK mendapat ketrampilan baru untuk mengolah produk tahu dan
menciptakannya sebagai peluang usaha dan mengembangan potensi unggulan desa
tersebut.
Antusiasme peserta pelatihan terlihat sejak awal demo masak dilakukan. Keripik tahu sendiri sudah menjadi hal yang akrab di telinga masyarakat Desa Slagi. Namun mereka belum mengetahui langkah dan teknik pembuatan keripik tahu tersebut. Sementara kerupuk ampas tahu masih menjadi hal yang asing di telinga para ibu PKK desa Slagi. Menurut pengetahuan mereka, ampas tahu biasa digunakan untuk membuat tempe gembus atau pakan ternak. Mereka tidak mengetahui bahwa ampas tahu juga bisa diolah menjadi kerupuk aneka rasa yang enak dan menjual.
Dengan memanfaatkan tahu menjadi berbagai olahan makanan dapat meningkatkan penghasilan masyarakat Desa Slagi. Selain kesediaan bahan baku yang melimpah, mudah didapat, dan terjangkau, pemasaran olahan tahu juga luas. Untuk melengkapi keterampilan mengolah tahu, mahasiswa KKN-PPM Universitas Diponegoro juga memberikan contoh desain packaging produk olahan tahu dan penyuluhan pendaftaran merk serta sertifikasi dari dinas kesehatan, sehingga produk olahan tahu lebih menarik, tahan lama dan dipercaya konsumen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar