Akulah pelakon yang datang dari negeri senja… negeri di mana keindahan tergambar tanpa bingkai, keteduhan bernaung tanpa sungkan. Ya, meskipun ada keabsurban di setiap siluetnya. Itulah keabsurban yang menjadikan negeriku kian menawan.
Jika hidup adalah sebuah pementasan drama, maka aku termasuk salah satu diantara pemerannya. Dan Jika drama itu di pentaskan sepanjang waktu, maka percayalah, saat ini aku sedang dalam peran yang kumiliki.
Tak tahu sejak kapan pementasan ini di mulai, apalagi bertindak sok tahu dengan mencari tahu kapan berakhirnya. Sebagai seorang pemain drama, seyogianya haruslah memiliki kemampuan dalam segi peran, bagaimana cara mengucapkan suatu kalimat apakah harus berteriak, berbisik,dan yang tak kalah penting adalah ekspresi atau mimik wajah.
Sepakat ataupun tidak, pada kenyataanya hidup memanglah sebuah pementasan drama atas sekenario-Nya. Percaya ataupun tidak, aku dan kau tengah disatukan dalam sebuah lakon di episode kali ini. Aku sadar, tak pernah mengenyam pendidikan pementasan, tapi aku paham, ‘lah kulakukan berbagai adegan dalam belasan episode bertema kehidupan. Kau tahu, inilah episode yang menuntutku untuk menjadi tokoh dengan karakter lain. Karakter yang belum pernah kumainkan sebelumnya.
Aku tahu kaulah pelakon itu, kau mumpuni dalam hal penokohan. Jadi, yang seharusnya kau lakukan adalah mengajarkanku cara bermain peran, bukan menuntutku untuk total, karena pada kenyataannya, aku masih dalam tahap pembelajaran. Kau paham kan? Kau harus tahu bahwa akupun tak akan mungkin merusak sekenario yang ‘lah ia tuliskan.
Tembalang, 3 april 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar