Saat kuliah dosen saya pernah berkata bahwa menjadi juri, khususnya lomba puisi sifatnya sangat subjektif. Pun saya memahami bahwa seorang juri puisi ketika melaksanakan tugasnya, akan sangat sulit melepaskan diri dari persoalan "selera" dan mood.
Pekan lalu saya menjadi juri tunggal dalam lomba kreasi singkong di SMP YPI Katibung, Lampung Selatan. Apa perkara saya bisa jadi juri tunggal di sana? Entahlah. Itu urusan pihak penyelenggara. Yang jelas, saya dapat pengalaman baru yang tentu tak dijual di toko manapun.
Berikut ini kiat bila kamu mendadak ditunjuk sebagai juri, dalam hal ini kompetisi memasak.
1. Percaya Diri. Pastikan bahwa kamu memang punya hobi memasak. Perkara makananmu enak atau sangat enak, setidaknya kamu terbiasa merasai bumbu dan karakter rasa masakan. Jika kamu tidak hobi masak, hobi makan pun tak apa.
2. Saat di lokasi lomba, bersikaplah seelegan mungkin. Berikan saran-saran kecil jika diperlukan oleh peserta. Lebih baik tersenyum dan jangan sok tahu jika memang tidak tahu.
3. Untuk ajang memasak sederhana, ada 3 poin penilaian yang harus diperhatikan yaitu rasa (A), tampilan (B) dan proses ( C ). Rasa berkaitan dengan selera, sangat subjektif. Tampilan berkaitan dengan estetika, keindahan tata letak sajian. Sedangkan proses bisa sangat terkait durasi dan pengolahan makanan.
4. Sistem penilaian sederhana. Dari 3 poin tersebut, beri nilai dengan skala 1-3, lalu hasil akumulasi ditambah 1. Sehingga hasil akhir adalah 10. Berikut rumus matematianya: (A+B+C+) + 1=10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar