Kemarin malam aku menemukan sekotak mimpi
Di dalamnya kutemukan sketsa-sketsa wajahmu yang memang kukenal
Dari gurat senyum hingga letih yang menyemakin
Tapi, kenapa kita tak saling kenal?
Seolah kau lupa siapa aku dan akupun kesulitan menerjemahkan kelakuanmu
Masih di kotak yang sama, malam yang telah berubah siang
Aku kian kehilangan
Kau pergi tak hanya sebatas raga
Ayah, lekas keluar dari sana
Ada rindu yang rasanya ingin kuretakkan hingga pecah tak berbilang
Ini hanya mimpi, dan aku percaya
Semarang, 12 Maret 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar