mengulas secara keseluruhan malam yang saya lalui sampai pukul 0:00 membuat saya menyadari satu hal. bahwa segala sesuatu yang dilakukan secara berlebihan memang selain mubazir, juga akan menghilangkan esensinya. banyak hal bisa dijadikan contoh. tapi, saya akan ambil satu sampe; yang baru saya dapatkan maalm ini.
sepanjang saya berkicau di twitter pada malam 8 februari 2012 saya membaca banyak sekali kicauan dari teman-teman saya. satu dari sekian yang ada kelihatannya sedang 'emosi berat'. melihat orang emosi di twitter meman perkara lumrah buat saya, wajar, biasa saja. sebab terkadang meluapkan kemarahan adalah kebutuhan yang tidak baik jika ditahan. tapi ada yang tidak biasa dengan teman saya itu. saya pernah melihat dia marah dengan tweet-nya, tetapi biasanya hanya satu-dua tweet dan ia akan menghilang. sedangkan malam ini ia terus meluapkan kemarahannya sampai saya merasa ia benar-benar sedang marah. saya coba mementionnya, dia reply dengan nada yang tenang, dan memang, setelah itu dia membuat tweet yang lebih tenang bahkan meminta maaf kepada para tweps. saya tidak tahu ketika itu memang emosinya sudah mereda atau karena hal lain.
kembali pada bahasan awal mengenai sikap berlebih-lebihan, kemarahan yang dilakukan secara berlebihan oleh teman saya itu tidak lagi membuat saya ikut emosi justru saya 'tertawa'. saya tertawa karena, manusia saat marah ternyata begitu lugu bahkan sangat polos dalam meontarkan kata-kata yang mungkin selama ini ditutup-tutupi.
saya termasuk orang yang akhir-akhir ini ketika marah (sudah memuncak) akan meluapkannya dengan gelegar. membentak, membanting, dan akhirnya menangis. saya akan memarahi siapaun yang saya pikir akan bisa memahami bahwa "saya sedang marah". malam ini saya sadar. pantas saja ada orang yang ketika saya menjadikannya pelampiasan kemarahan saya, ia justru sabar dan meladeni saya sampai akhirnya saya mereda, mungkin ketika itu ia sambil tertawa-tawa melihat kemarahan saya HA HA HA
sepanjang saya berkicau di twitter pada malam 8 februari 2012 saya membaca banyak sekali kicauan dari teman-teman saya. satu dari sekian yang ada kelihatannya sedang 'emosi berat'. melihat orang emosi di twitter meman perkara lumrah buat saya, wajar, biasa saja. sebab terkadang meluapkan kemarahan adalah kebutuhan yang tidak baik jika ditahan. tapi ada yang tidak biasa dengan teman saya itu. saya pernah melihat dia marah dengan tweet-nya, tetapi biasanya hanya satu-dua tweet dan ia akan menghilang. sedangkan malam ini ia terus meluapkan kemarahannya sampai saya merasa ia benar-benar sedang marah. saya coba mementionnya, dia reply dengan nada yang tenang, dan memang, setelah itu dia membuat tweet yang lebih tenang bahkan meminta maaf kepada para tweps. saya tidak tahu ketika itu memang emosinya sudah mereda atau karena hal lain.
kembali pada bahasan awal mengenai sikap berlebih-lebihan, kemarahan yang dilakukan secara berlebihan oleh teman saya itu tidak lagi membuat saya ikut emosi justru saya 'tertawa'. saya tertawa karena, manusia saat marah ternyata begitu lugu bahkan sangat polos dalam meontarkan kata-kata yang mungkin selama ini ditutup-tutupi.
saya termasuk orang yang akhir-akhir ini ketika marah (sudah memuncak) akan meluapkannya dengan gelegar. membentak, membanting, dan akhirnya menangis. saya akan memarahi siapaun yang saya pikir akan bisa memahami bahwa "saya sedang marah". malam ini saya sadar. pantas saja ada orang yang ketika saya menjadikannya pelampiasan kemarahan saya, ia justru sabar dan meladeni saya sampai akhirnya saya mereda, mungkin ketika itu ia sambil tertawa-tawa melihat kemarahan saya HA HA HA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar