Laman

Senin, 25 Juli 2016

CERITA BERBURU PASPOR DI KANTOR IMIGRASI

Saat terbesit keinginan untuk bepergian ke luar negeri, maka satu hal yang tidak boleh diabaikan adalah paspor. Sebab meskipun kita sudah memiliki tiket pesawat, kerabat yang akan menampung selama di luar sana, ittenerary, dll, tanpa paspor semuanya pasti tak berguna. Tapi bila paspor sudah di tangan, perkara tiket pesawat dan biaya hidup bisa diupayakan, misalnya mencari sponsor, atau menodong orang tua *lol*

Satu-satunya tempat untuk bisa membuat paspor tentu saja adalah Kantor Imigrasi (Kanim). Namun demikian, sebelum berangkat ke sana sebaiknya cek dahulu secara on-line. Seluruh Kanim telah terintegrasi di situs web imigrasi.go.id. Ada dua cara pendaftarannya, melalui ipass (registrasi online) atau walk-in (datang langsung ke kanim).

Registrasi melalui ipass memang sebaiknya dicoba. Beberapa keuntungannya adalah
  • Efisiensi waktu dan kertas. Setelah registras online, kita memang  tetap harus membawa semua berkas asli yaitu paspor lama (jika ada), kartu keluarga, ktp, ijazah, akta kelahiran, akta nikah, surat rekomendasi/ keterangan domisili/ kartu pegawai (bagi yang berasal dari luar kota Jakarta)
  • Tidak perlu mengisi formulir,
  • Tidak perlu antre untuk mendapatkan nomor antrean.
  • Bisa langsung membayarkan biaya secara transfer atau tunai.
  • Setelah melakukan pembayaran, bisa memilih waktu kedatangan untuk mendapatkan nomor antrean foto & sidik jari.
  • Tapi untuk persiapan sebaiknya disipkan saja foto kopi berkasnya masing-masing satu lembar.

Sedangkan registrasi walk-in sebagai berikut:
-          
  • Harus datang ke Kanim sepagi mungkin. Bahkan pengalaman di Kanim Kelas I Jakarta Timur, ada yang datang sejak pukul 5.00 pagi. Ini tidak mengherankan, sebab setiap hari calon pendaftar selalu padat. Dan pendaftaran setiap hari dibatasi sejmlah 275 orang dengan pembagia 150 pendaftar online, 70 pendaftar walk-in, 30 pendaftar prioritas (manula, balita, disabilitas), dan 25 pendaftar lain-lain.

Saya pernah nekat berangkat pukul 8.00, sejam kemudian tiba, dan akhirnya mendapatkan nomor antrean 114. Akhirnya saya harus berada seharian di Kanim, karena baru dipanggil sekitar pukul 15.00,dan berakhir pukul 16.30. Padahal saat berangkat meninggalkan pekerjaan, saya hanya izin “sebentar” ke supervisor.
  • Harus membawa berkas asli dan foto kopi. Catatan saya: ktp di foto kopi bagian depan dan belakang dalam satu kertas A4 dan jangan dipotong.
  • Siapkan  materai.
  • Bawa alat tulis sendiri.
Suasana saat menunggu sesi foto dan sidik jari di Kanim Cipinang

Prosedur pelayanan registrasi walk-in:
  • Mengambil formulir pendaftaran gratis.
  • Mengisi formulir, melengkapi dengan materai dan seluruh berkas foto kopi dalam satu bendel.
  • Menunggu antrean untuk foto pra antrean sebenarnya.
  • Menunggu panggilan untuk mendapatkan nomor antrean sebenarnya. Kemungkinan kita akan disalip dengan beberapa peserta prioritas seperti lansia dan balita.
  • Mendapatkan nomor antrean dan menunggu di ruang tunggu yang untuk foto paspor dan sidik jari.
  • Dipanggil sesuai nomor antrean , berkas foto kopi diminta sambil menunjukkan berkas aslinya.
  • Melakukan sesi foto dan sidik jari
  • Mendapatkan billing pembayaran
  • Melakukan pembayaran
  • Menunggu proses pembuatan selama 3 hari
  • Kembali lagi ke Kanim

  • Catatan: bagi pendaftar yang menggunakanKTP daerah, persiapkan juga surat keterangan kerja/ KTP domisili/ surat rekomendasi dari pejabat berwenang. Pengalaman saya: karena saya bekerja di Jakarta sedangkan KTP  yang saya punya adalah KTP daerah, saya melampirkan SURAT REKOMENDASI DEKAN untuk keperluan beasiswa yang memang sudah saya dapatkan beberapa waktu sebelumnya, dan ada dalam email.
Prosedur Pelayanan ipass:


  • Tidak perlu mengisi fomulir, tetapi bisa langsung mengantre (lebih cepat) untuk foto guna mendapatkan nomor antrean foto dan sidik jari paspor
  • Setelah mendapatkan nomor antrean, ikut menunggu panggilan
  • Menyerahkan dokumen foto kopi (mungkin), menunjukkan dokumen asli.
  • Melakukan sesi foto dan sidik jari
  • Prosedur Pengambilan Paspor
  • Karena saya walk-in, jadi hanya menceritakan proses walk-in.
  • Loket baru akan dibuka pukul 10.00 pagi. Tetapi upayakan datang pagi karena kita akan menyerahkan bukti pembayaran, yang selanjutnya diurutkan menjadi nomor antrean. Waktu itu saya tiba pukul 09.00 pagi, mendapatkan nomor urut 42.
  • Saat pengambilan cukup membawa bukti pembayaran dan lembar billing dari Kanim. Tetapi bila aka diwakilkan, bawa juga KTP dan KK, sebab yang boleh mewakilka pengambilan paspor hanya anggot keluarga yang namanya tercantum dalam KK. Sepertinya juga harus mengisi form surat kuasa yang disediakan di loket.
-    Cerita kecil saat pengambilan, saya berdiri tepat di belakang seorang artis FTV. Wajahnya sangat familiar. Saya perhatikan petugas loket begitu santai dan nyaman melayani artis itu. Dengan ramah menunjukkan di mana harus tanda tangan. Sampai kemudian tiba giliran saya, hanya karena saya bingung harus menulis nama dan tandatangan di sebelah mana, petugas itu mengatakan pada saya: “Wah masih muda sudah bingung, gimana mau ke luar negeri.” Saya meggerutu dalam hati.

Demikialah pengalaman saya memuat paspor di Kanim Kelas I Jakarta Timur. Untuk pelayanan saat proses pembuatan saya cukup puas karena tempatnya nyaman, ada hiburan, ada fasilitas masjid, tempat cas ponsel, tempat bermain anak, dan petugas yang aware. Tetapi untuk proses pengambilan paspor, masih perlu diperbaiki system antreannya. Mestinya waktu buka loket bisa dibuat lebih pagi agartak buang waktu.