Laman

Selasa, 04 November 2014

Bajaj oh Bajaj



Melihat eksistensi bajaj saat ini, rasanya perlu disalutkan ya. Kendaraan umum yang lekat sekali dengan negeri bollywood itu bisa bersaing dengan kompetitor lain. Padahal kalau dipikir-pikir, perlu berpikir beberapa kali lagi untuk menggunakan kendaraan yang berbahan bakar gas itu.

Pertama, bajaj memasang tarif yang cukup mahal meskipun jarak tujuannya dekat. Coba saja ukur berapa jarak antara Grand Indonesia dan Thamrin Residence. Sedekat itu saja penumpang dikenai tarif Rp 7rb melalui proses tawar-menawar. Kedua, suara bising mesin kendaraan. Anda yang belum pernah naik bajaj pun sepertinya tahu bahwa kendaraan itu menghasilkan polusi suara yang khas. Sudah sepatutnya diciptakan inovasi mesin bajaj yang lebih ramai lingkungan.

Selain polusi suara, menaiki bajaj juga sangat berisiko terkena polusi udara. Tentu semua tahu bawa bajaj tak punya kaca jendela. Debu dan asap kendaraan bisa bebas keluar-masuk tanpa hambatan. Jadi janagan pernah tanggalkan masker dari wajah saat berkendaraan bajaj.
Namun demikian, tahukah Anda bahwa ada beberapa keuntungan yang bisa diperoleh saat memilih bajaj ketimbang kendaraan lain. Apa saja?


1. Sensasi Khas. Pernahkah Anda naik becak? Nah, kurang lebih begitulah sensasi khas yang dirasakan saat naik bajaj. Posisi duduk penumpang yang menghadap ke depan, tepat di belakang pengemudi serta bentuk kaca depan yang demikian itu membuat penumpang bisa menikmati pemandangan jalan.

2. Udara segar. Ternyata selain berisiko polusi udara tinggi, Anda juga berpeluang untuk bisa menghirup udara segar dari atas bajaj. Tentunya ini hanya akan diperoleh saat  masih pagi. Kesempatan menghirup udara segar terbuka lebar.

3. Efisiensi waktu. Benar bahwa tarif bajaj relatif lebih mahal dibanding kendaraan lain. Tapi bajaj bisa mengantar Anda yang sedang terburu-buru. Dengan rute yang bisa melewati jalanan kecil dan pedestrian, bajaj adalah pilihan terbaik karena bisa menghindar dari hujan dan traffic light.

4. Penolong di Saat Hujan. Hal yang seringkali menyulitkan orang-orang di ibukota adalah jarak tanggung antara satu tempat ke tempat lain. Maksudnya, jika ditempuh dengan jalan kaki akan menyita waktu dan energi (berkeringat, padahal sudah dandan rapi). Tapi untuk naik mikrolet atau metromini jaraknya terlalu dekat, taksi pun tidak yakin akan pasang tarif awal berapa atau bahkan tak ada kendaraan umum roda empat yang beroperasi di sekitarnya. Nah, biasanya, di saat hujan, di lokasi-lokasi semacam itu terdapat bajaj, ojek motor, ojek payung, dan taksi. Percaya atau tidak, bajaj adalah pilihan terbaik, baik dari segi harga dan perlindungan.